Mohon tunggu...
Muhammad Aufa Akmal
Muhammad Aufa Akmal Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah

Suka main bola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(Beda) Muhammadiyah dan Wahabbi

11 Agustus 2023   13:37 Diperbarui: 11 Agustus 2023   13:41 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

1. Gerakan pembaharuan Muhammadiyah memadukan gagasan besar: Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, hingga Ibn Wahab, yang diramu oleh KH Ahmad Dahlan. Muhammadiyah melakukan purifikasi aspek akidah dan ibadah, dalam muamalah melakukan modernisasi atau dinaminasi. Wahabi penekanannya pada purifikasi

2. Muhammadiyah memahami Qur'an dan Sunnah dengan akal pikiran yang sesuai jiwa ajaran Islam, sementara Wahabi memahami secara literal

3. Muhammadiyah menerima kemoderenan serta melakukan modernisasi. Wahabi menolak modernisasi, tapi menerima teknologi

4. Muhammadiyah menerima budaya Barat dan lokal yang sesuai ajaran Islam, serta melakukan islamisasi terhadap budaya lokal yang tidak islami. Wahabi menolak budaya Barat dan lokal, serta mengacu pada budaya Arab yang tergambar dalam hadis

5. Muhammadiyah berdakwah kepada Muslim dan non-Muslim dengan prinsip hikmah. Kepada non-Muslim didakwahi agar mengerti Islam, kepada Muslim agar menjadi muslim ideal. Wahabi berdakwah kepada muslim saja agar bermanhaj salaf, non-Muslim dipandang kafir. Muhammadiyah ber-amar makruf nahi munkar

6. Muhammadiyah turut mendirikan Indonesia dan memperjuangkan negara baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Indonesia sebagai Dar al-Ahdi wa al-Syahadah, tinggal mengisinya agar sesuai ajaran Islam. Salafi yamani patuh pada pemerintah, tetapi pasif. Salafi yamani berprinsip apolitik, tetapi mengidolakan kehidupan berbangsa seperti zaman Nabi. Salafi haraki dan jihadi menyimpan harapan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam


7. Muhammadiyah berpandangan bahwa akal adalah perangkat yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia untuk bisa bertahan serta memahami alam semesta dan teks keagamaan. Wahabi mengabaikan peran akal dalam menafsirkan teks keagamaan. Bagi mereka, kebenaran itu tunggal dan terletak dalam wahyu dan respons manusia terhadap wahyu: taat dan ingkar

8. Muhammadiyah berpandangan bahwa rasionalitas dan pengembangan ilmu sosial diperlukan untuk memahami teks dan untuk membangun peradaban manusia yang maslahah. Wahabi mengharamkan filsafat dan tasawuf

9. Menurut Muhammadiyah, perempuan punya peran domestik dan publik. Perempuan boleh menjadi pejabat publik dan bepergian tanpa mahram bila aman dan terjaga dari fitnah. Muhammadiyah memfasilitasi perempuan berorganisasi melalui Aisyiyah. Perempuan sebagaimana laki-laki, harus mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya di semua bidang. Wahabi, peran perempuan di sektor domestik. Perempuan bepergian harus didampingi mahram. Perempuan perlu mendapatkan pendidikan keagamaan dan bidang yang menopang peran domestiknya. Wahabi mendukung poligami.

10. Bagi Muhammadiyah, berpakaian yang penting adalah menutup aurat. Boleh memakai pakaian tradisional, lokal, Arab ataupun Barat. Cara berpakaian Wahabi membiasakan empat identitas: jalabiya (baju panjang terusan atau jubah), tidak isbal (celana di atas mata kaki), lihya (memelihara jenggot), dan niqab (memakai cadar bagi perempuan).

11. Bidang seni semisal aktivitas bermusik, bernyanyi, bermain drama, menurut Muhammadiyah, bisa menjadi media dakwah. Bagi Wahabi, seni adalah bid'ah dan haram. Menonton TV, bermusik, dan hiburan adalah terlarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun