Mohon tunggu...
muhammad ansyari
muhammad ansyari Mohon Tunggu... -

mahasiswa di universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kamu Pemimpin Seperti Apa

12 November 2010   11:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


"Semua manusia adalah pemimpin. dan hal yang paling kecil dan paling sulit dipimpin adalah dirinya sendiri"

seorang pemimpin bukanlah manusia biasa walaupun pada hakikatnya ia sama dengan kita. yang membedakan seorang pemimpin dengan orang lain adalah kharismanya yang muncul karena beban dan tanggung jawab yang dipikulnya. Semakin berat tanggung jawab seorang pemimpin maka semakin besar dan hebat juga kharisma yang ia miliki.

dalam memimpin seorang pemimpin dapat melakukan apa saja dengan kewenangannya dan tindakannya serta keputusan yang ia buat selalu mengarah kedalam dua realita yaitu menghasilkan keburukan dan menghasilkan kebaikan. Sama seperti  tindakan kita sebagai manusia  selalu menghasilkan dua hasil yaitu baik dan buruk tergantung niat, cara melakukannya dan hasilnya. Tetapi perbedaan manusia biasa dan seorang pemimpin adalah letak pertanggungjawabannya. tanggung jawab pemimpin menyangkut kepentingan orang banyak sehingga akan sangat sulit untuk mengambil keputusan dan tindakan karena pandangan dan keinginan dari orang-orang yang ia pimpin sangat heterogen

keputusan dan tindakan seorang pemimpin merupakan himpunan dari  keinginan dan kepentingan  orang-orang yang dia pimpin dan merupakan tujuan yang pasti untuk menjadi suatu keputusan. keputusan dan tindakan tersebut bukan hanya dari himpunan keinginan dan kepentingan saja melainkan dengan penuh pertimbangan serta kematangan dalam berpikir agar mendapatkan keputusan yang bijaksana.

kita sebagai manusia juga merupakan pemimpin atas apa yang dapat kita kendalikan. "dirimu adalah pemimpin jasadmu". Antara qolbu. logika dan nafsu(emosi) yang saling berebut untuk dapat mengendalikan jasad agar bertindak untuk menghasilkan sebuah keputusan dan tindakan. bagaimana ketiga elemen (qolbu,logika dan nafsu[emosi]) bekerja dalam diri? ada banyak kemungkinan mengenai hal ini,antara lain:

pertama: kita mengutamakan pikiran dan logika dalam memimpin jasad ini. Maka kita akan terlalu perfeksionis dan tidak pernah memikirkan perasaan orang lain dalam bertindak dan mengambil keputusan jika ini terus dilakukan maka penindasan dan menzholimi orang lain akan sering dilakukan demi sebuah tujuan yang kita kejar.

kedua: kita mengutamakan nafsu dalam memimpin maka hasil yang diperoleh lebih buruk dari pada memimpin dengan logika. mengapa? nafsu adalah anugrah yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia namun jika nafsu tidak dapat diarahkan dengan baik maka akan berakibat bencana. jeratan kesalahan dan berkurangnya akhlak berawal dari nafsu yang tidak terkendali. jadi pantaskah kita mengedepankan nafsu sebagai dasar untuk memimpin diri?

ketiga: mengutamakan qolbu dalam memimpin berarti kita lebih sensitif terhadap kentingan dan perasaan orang lain hal ini baik namun akan menghasilkan pemimpin yang ragu-ragu dan tidak berani dalam mengambil keputusan. kita lambat dalam mengambil keputusan karena sangat banyak pertimbangan yang ditimbang. dan bahkan sangat sulit untuk mengambil keputusan. jadilah kita orang yang tidak berpendirian dalam hidup dan memimpin. dan istilah pimplan akan melekat dalam diri kita.

pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengatur qolbu, nafsu, dan logikanya Muhammad SAW merupakan contoh yang sangat baik dalam memimpin diri dan orang lain. Muhammad SAW dapat mengatur ketiga elemen tersebut. beliau pintar dalam memimpin diri dan orang lain maka saat itu logikanya berjalan ketika logikanya berjalan beliau tidak pernah menzholimi dan menyakiti orang lain, serta keputusan yang diambil teguh dan penuh pertimbangan maka disini qolbu bekerja. Dalam memimpin beliau pasti butuh makan  dan kegiatan harian lainnya tetapi ketika makan atau melakukan kegiatan sehari-hari beliau selalu berhati-hati dan tidak pernah berlebih-lebihan maka nafsu beliau dapat beliau arahkan.

Semua proses diatas tentunya diawali Rasulullah SAW dengan bismilah dan doa sehingga Allah SWT merahmati dan meridhoi tindakan dan keputusan Rasulullah SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun