Mohon tunggu...
Muhamad Akbar Fadhil Mubarok
Muhamad Akbar Fadhil Mubarok Mohon Tunggu... Teknik Informatika

mahasiswa Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Membangun Perangkat Lunak yang Benar-Benar Dibutuhkan: Mengapa Rekayasa Kebutuhan Itu Kunci Kesuksesan

8 Maret 2025   14:38 Diperbarui: 8 Maret 2025   14:38 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rekayasa perangkat lunak. (Sumber:Freepik/macrovector)

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, kita sering mendengar kisah kegagalan proyek yang menghabiskan waktu dan biaya besar hanya untuk menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan harapan pengguna. Aplikasi yang tidak user-friendly, sistem yang gagal memenuhi ekspektasi bisnis, atau proyek yang berujung pada pembatalan semuanya bermuara pada satu akar masalah utama: kebutuhan perangkat lunak yang tidak didefinisikan dengan baik.

Rekayasa kebutuhan atau Requirements Engineering adalah fondasi dari pengembangan perangkat lunak yang sukses. Ini adalah proses menggali, menganalisis, mendokumentasikan, dan memvalidasi kebutuhan pengguna sebelum pengembangan dimulai. Tanpa proses ini, pengembang hanya menebak-nebak apa yang harus dibuat, sementara pengguna berharap mendapatkan sesuatu yang mungkin tidak pernah dipikirkan oleh pengembang. Akibatnya? Kekacauan.

Mengapa Banyak Pengembang Gagal Memahami Kebutuhan Pengguna?

Salah satu alasan utama kegagalan dalam memahami kebutuhan pengguna adalah kurangnya komunikasi efektif antara tim pengembang dan pengguna. Banyak pengembang terlalu fokus pada aspek teknis dan melupakan bahwa perangkat lunak dibuat untuk manusia, bukan untuk mesin. Mereka berpikir dalam kode dan algoritma, sementara pengguna berpikir dalam tugas dan solusi. Jarak pemahaman ini sering kali menciptakan produk yang, secara teknis mungkin luar biasa, tetapi secara fungsional tidak berguna.

Bahkan ketika komunikasi terjadi, banyak pengguna tidak tahu persis apa yang mereka butuhkan. Mereka hanya tahu bahwa mereka memiliki masalah, tetapi tidak tahu bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikannya. Di sinilah pengembang harus bertindak bukan hanya sebagai pembuat kode, tetapi juga sebagai detektif kebutuhan, menggali informasi, mengidentifikasi masalah tersembunyi, dan menyusun solusi yang benar-benar bermanfaat.

Mendekatkan Diri dengan Pengguna: Kunci Sukses Rekayasa Kebutuhan

Pendekatan tradisional dalam rekayasa kebutuhan sering kali melibatkan wawancara dan survei. Namun, pengalaman menunjukkan bahwa cara terbaik untuk memahami pengguna adalah dengan melihat langsung bagaimana mereka bekerja. Alih-alih hanya bertanya, "Apa yang Anda butuhkan?", pengembang seharusnya bertanya, "Bisakah saya melihat bagaimana Anda bekerja sehari-hari?"

Metode seperti observasi langsung, prototipe cepat, dan simulasi penggunaan memungkinkan pengembang untuk memahami bagaimana pengguna berpikir dan bekerja. Terkadang, pengguna sendiri tidak menyadari ada solusi yang lebih baik sampai mereka melihat contoh nyata. Ini seperti seseorang yang terbiasa menyalakan lampu dengan saklar manual, lalu tiba-tiba diperkenalkan dengan lampu otomatis yang menyala saat ada gerakan. Mereka mungkin tidak pernah meminta fitur itu, tetapi setelah mencobanya, mereka menyadari betapa bergunanya.

Prototyping: Cara Terbaik untuk Menghindari Salah Paham

Salah satu strategi paling efektif dalam rekayasa kebutuhan adalah prototyping, yaitu membuat model awal perangkat lunak sebelum versi final dikembangkan. Dengan prototipe, pengguna dapat mencoba fitur utama dan memberikan masukan sebelum pengembang menghabiskan waktu berbulan-bulan membuat sesuatu yang mungkin perlu diubah total.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun