Mohon tunggu...
Muhammad Agus Rinjani
Muhammad Agus Rinjani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sosiologi di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta

Seseorang yang mencoba menghabiskan jatah kegagalan demi mendapat jatah kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Tantangan dan Masa Depan Industri Kendaraan Bertenaga Listrik di Indonesia

27 Juni 2022   21:33 Diperbarui: 27 Juni 2022   22:55 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by: instagram.com/fiaformulae

Pemerintah dalam hal ini perlu menyiasati bahan baku pembangkit tenaga listrik menggunakan energi baru dan terbarukan, sebagaimana hal tersebut dapat mengadopsi dari kebijakan politik hijau yang telah diterapkan Pemerintah Jepang sebagai langkah membangun ekosistem ramah lingkungan di negaranya. Jepang telah berhasil menciptakan regulasi dan ekosistem rendah emisi yang berpengaruh terhadap kemajuan industri kendaraan bertenaga listrik. 

Dalam satu kesempatan, Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Amerika pada bulan mei lalu membicarakan potensi investasi industri kendaraan bertenaga listrik bersama Elon Musk sebagai CEO Tesla. Presiden menjelaskan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku pembuat baterai sebagai elemen penting dalam kendaraan bertenaga listrik. Elon menjawab tawaran tersebut dengan mengungkapkan rencana pembangunan ekosistem industri mobil listrik dengan mendirikan pabrik pembuat baterai di daerah Batang, Jawa Tengah. 

Namun demikian, perlu diperhatikan pula bahwa industri baterai dalam hal ini memiliki potensi merusak lingkungan. Hal tersebut tentu perlu dilakukan pengelolaan yang baik dari hulu hingga ke hilir. Pemerintah melalui usaha Indonesia Battery Corporation (IBC) tentu memiliki komitmen tinggi dalam memastikan rantai industri produksi baterai untuk berbagai kebutuhan, salah satunya industri kendaraan bertenaga listrik. 

Untuk mewujudkan ekosistem industri dan konversi mobil bertenaga listrik di Indonesia diperlukan keseriusan dari berbagai pihak, utamanya pemerintah sebagai pemegang otoritas tertinggi di negeri ini. Selain itu juga perlunya kolaborasi dan kerja sama strategis antar berbagai pihak, seperti perguruan tinggi, perusahaan swasta, lembaga riset dan pengembangan, dan masyarakat secara umum. Ditambah dengan diberikannya akses kepada anak bangsa untuk terlibat secara aktif dalam membangun ekosistem tersebut bukan tidak mungkin akan berdampak pada kemandirian industri kendaraan bertenaga listrik buatan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia bebas dari kendaraan berbahan bakar fosil pada tahun 2040 mendatang.

Referensi:

Aziz, Mochammad, Yosua Marcellino, Intan Agnita Rizki, Sri Anwar Ikhwanuddin, and Joni Welman Simatupang. “STUDI ANALISIS PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN DUKUNGAN PEMERINTAH INDONESIA TERKAIT MOBIL LISTRIK.” Tesla 22, no. 1 (2020).


Badan Pusat Statistik. “Hasil Sensus Penduduk 2020.” Jakarta, 2021.

Emilia, Emi. Terjemahan Tujuan & Target Global Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas, 2017.

Friska, Anis, and Mochammad Fathoni. “KONTRIBUSI JEPANG DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN MELALUI SEKTOR INDUSTRI OTOMOTIF (STUDI KASUS : INDUSTRI MOBIL TOYOTA JEPANG 2012-2018 ).” Jurnal Sosial Politik Peradaban 1, no. 2 (2020).

Liun, Edwaren. “Dampak Peralihan Massal Transportasi Jalan Raya Ke Mobil Listrik.” Jurnal Pengembangan Energi Nuklir 19, no. 2 (2017).

Saebani, Beni Ahmad. Sosiologi Pembangunan. Bandung: CV Pustaka Setia, 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun