Mohon tunggu...
Muhammad Aditya Firmansyah
Muhammad Aditya Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: Badminton dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Bullying pada Masa Perkembangan Anak di Usia Remaja

15 Juni 2023   20:51 Diperbarui: 15 Juni 2023   21:00 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Perkembangan mempunyai arti perubahan secara kualitatif pada ranah rohani dan ranah jasmani manusia yang saling konstan menuju ke arah yang sempurna atau  ke arah yang lebih baik. Peningkatan kapasitas organ jasmaniah adalah apa yang dimaksud dengan "perubahan fisik" dalam perkembangan manusia, bukan "pertumbuhan jasmaniah" itu sendiri.

 Kemudian dari sini jelas bahwa perkembangan dan pertumbuhan adalah dua proses yang berbeda, meskipun terhubung. Perubahan dalam cara kerja organ-organ fisik, fungsi psikologis atau kepribadian, menyesuaikan diri dengan lingkungan, perkembangan bahasa, pemikiran perkembangan, dan pengembangan sosial adalah  contoh karakteristik perkembangan. (Simon et al. 2020: 17)

            Masa remaja sangat penting untuk menjadi dewasa. Proses memutuskan dan membangun diri. Masa-masa sering kali ternoda oleh pandangan yang semakin meremehkan kehidupan sehari-hari, keluarga, hasrat terhadap hal-hal tertentu, atau keberhasilan intelektual. Hasilnya, untuk menciptakan dan membangun sikap positif dalam fase pencarian diri. Instruktur sekolah yang baik, serta pentingnya dukungan pola asuh pengasuhan yang baik dari orang tua di lingkungan keluarga, mengingat prepresif bullying banyak terjadi di lingkungan sekolah..

Sikap positif remaja memiliki kuasa untuk menghentikan siklus tingkah laku yang buruk, membuat mereka lebih cerdas dan sukses dalam tingkat psikologis dan emosi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa orang tua dan guru dapat menjadi teman dan pelindung yang dapat memberikan solusi dari hal-hal yang mereka hadapi di masa remaja.

            Remaja, yang seharusnya menjadi generasi berikutnya untuk menawarkan harapan bagi negara, pada kenyataannya. Bahkan mengambil jalan yang menyakitkan dari tindakan. Yasinta Indrianti, M. Psi, seorang psikolog, mendefinisikan masa remaja. Sudah waktunya untuk mencari jati diri.

            "Mereka akan mengembangkan perasaan kompetitif di sepanjang era pencarian jati diri ini, dan mereka ingin eksis di depan teman-teman mereka. Mereka ingin eksis di sana, namun kurangnya pengendalian diri mereka menyebabkan masalah bagi semua orang yang mencari solusi dalam permasalah yang sedang dihadapi"


            Sebagian besar remaja ini membutuhkan sebuah pengakuan. Mereka ingin diterima dan diakui di dalam kelompok atau masyarakat. Sayangnya, para remaja yang sulit mengendalikan emosi tidak sanggup mengikuti pendekatan ini.

            Menurut Yasinta, nge-ngang adalah ciri khas anak remaja.  Kita sebagai orang tua tidak bisa untuk tidak mengakuinya. Tingkah laku seorang remaja akan bervariasi selama periode perubahan emosi dan sosial ini bagi mereka. Karena itu, mereka ingin menjadi yang terdepan dan tidak ingin disaingi.

Mengingat bahwa semua remaja harus melalui tahap transisi itu, menurut Yasinta, sifat alamiah ini sulit  untuk diubah. Orang tua memiliki peranan penting dalam menerapkan pola asuh yang tepat, yang membantu mengembangkan dan menumbuhkan sikap baik seorang remaja. Kami percaya bahwa, melalui pola asuh yang baik, bullying di kalangan anak muda akan segera berakhir.

Jika si pelaku tidak memiliki motivasi untuk membully, bullying tidak akan terjadi. Tanpa dorongan atau motif yang mendorongnya untuk melakukannya, keinginan ini tidak akan ada. Seseorang mungkin menemukan motivasi ini dalam dirinya atau di luar dirinya. Hal ini selaras dengan pernyataan Santrock di Danar (2012:15) bahwa motivasi dari dalam diri datang dari keinginan seseorang untuk menjadi kompeten dan berkontribusi demi usaha itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan para pelaku bullying usaha mereka membully karena mereka mencari perhatian, mereka ingin diakui sebagai superrior dan mereka ingin  membalas dendam.

Kemudian, dorongan dari luar seperti nasihat atau pujian dari orang lain dapat digunakan untuk memperoleh inspirasi dari luar. Hal ini konsisten dengan pandangan yang dianut Thomas di Danar (2012: 15), yang menyatakan bahwa motivasi dari luar diri adalah motivasi pendorong atau penggerak dari luar yang diberikan dari ketidakmampuan individu sendiri. Dukungan dari luar terhadap bullying korban akan memberikan semangat bagi para korban untuk merasa yakin akan kesanggupan mereka untuk membela diri dan mencegah bullying di kemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun