Mohon tunggu...
Muhammad Rasyid Ridho
Muhammad Rasyid Ridho Mohon Tunggu... Guru - Mengabdi di Pondok Pesantren Al-Ishlah. Suka membaca dan menulis. Suka mengajak orang baca buku dan menulis. Suka jualan buku. Menulis banyak tulisan di media massa cetak ataupun online. Telah menulis belasan buku antologi dan satu buku solo kumpulan puisi "Kita Adalah Cinta."

Lahir di Bondowoso. Tepatnya 3 Januari 1991. Saat ini banyak menulis resensi buku, dan menerima permintaan menulis resensi/ review buku dari penerbit atau penulis. Email: penulispembelajar@gmail.com Blog Buku: ridhodanbukunya.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dahsyatnya Doa Seorang Perempuan

29 Mei 2013   21:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:50 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13698362531386021364

Judul                            : Tolonglah Hamba-Mu Ini…

Penulis                          : Sides Sudyarto Ds

Penerbit                       : Diva Press

Tahun Terbit                : Maret, 2013

Jumlah Halaman          : 228 halaman

ISBN                           :  978-602-7640-48-1

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.

Jodoh adalah salah satu misteri dalam kehidupan. Tak ada satupun manusia di dunia ini yang mampu meramal siapa jodohnya. Karena semua itu sudah ditetapkan dalam lauhul mahfuz, tersimpan rapi siapakah yang akan menjadi jodoh kita kelak. Walau begitu, tugas manusia tetap adalah berusaha, mencari siapa yang akan dia nikahi kelak. Sesuai dengan kecocokan yang dia rasakan.

Arief Wicaksana adalah anak desa yang miskin. Namun, dengan segala tekadnya yang kuat dia bisa menembus berbagai macam ‘kejamnya’ Ibukota, Jakarta. Dia telah menyelesaikan sarjananya sastranya dengan hasil sebagai mahasiswa dengan predikat terbaik. Walau tanpa orang yang disayanginya, Ibu, Bapak juga Itoh panggilan dari Masyitoh kekasih yang telah menunggunya selama lima tahun. Wisuda tetap berkesan karena banyak kado dari mereka yang juga telah diwisuda yang banyak dibantu oleh Arief (halaman 32).

Semua itu karena Sasmita (Sastra Kami, Sastra Kita) sebuah kelompok belajar yang dia gagas. Dia banyak kenal orang di sana yang tanpa payah dan bosan dia bombing ketika mengalami kesulitan. Mereka diantaranya, Eka Sari Estika anak gadis pengusaha batik di Purwodiningratan, Nyoman Puruhita anak seorang pengusaha kaya di Singaraja, dan Simangunsong anak seorang perwira di Medan.

Karena keluwesan dan wawasannya yang luas, baru saja lulus kuliah di sudah mendapatkan pekerjaan. Bapak Nyoman Puruhita yang ingin membuat sebuah media massa (koran) menjadikan Arief konsultan, begitu pula bapak Simangunsong ingin memberi manfaat kepada masyarakat dengan membuat Universitas juga menjadikan Arief konsultan, dan Eka Sari Estika yang memulai bisnis batiknya juga menjadikan Arief sebagai konsultan. Sungguh beruntung Arief memang, ditengah kegalauan sarjana akan berkerja di mana namun Arief tanpa mencari pun sudah mendapatkannya.

Sebenarnya pula dia ingin melanjutkan studinya. Namun, karena Itoh telah lama menunggunya dia ingin segera melamar dan menikahinya. Begitu pula bekerja akan semakin memudahkannya untuk membiayai orang tuanya menuju tanah suci. Namun, sayang rencana hanya rencana sampai saat ini masih ada masalah yang belum bisa diselesaikan terkait hubungannya dengan Itoh.

Ibu Itoh suka lelaki yang pandai serta reliji sedangkan Bapaknya ingin orang yang kaya. Perbedaan ini seringkali menjadi masalah bagi Itoh. Karena Itoh lama tinggal di pesantren bersama neneknya sebagai pemimpin, perdebatan yang seringkali Ibu Itoh mengalah itu tidak diketahuinya.

Bapaknya telah menyiapkan seorang lelaki bernama Muhammad Arifullah untuk menikahi Itoh. Namun, karena Itoh sudah sreg dengan Arief dia rasa cukup Arief dengan Arief saja yang dia lanjutkan. Ayahnya yang juga belum mengenal Arief dekat selalu menolak dan ingin Arifullah saja.

Sedikit hati bapaknya terbuka ketika Ibu Itoh sakit dan Arief berusaha agar pihak rumah sakit mau menangani yang awalnya enggan menangani karena dianggap tak bisa membayar biayanya kelak. Namun, walau begitu tetap saja Bapak Itoh masih membawa Arifullah untuk dikenalkan kepada Itoh. Arief sendiri tetap dengan tekadnya, dia tidak akan meninggalkan meninggalkan Itoh dan berkhianat, lebih baik dia ditinggalkan dan dikhianati. Jika memang begitu akhirnya dia bisa saja akan memilih Eka Sari untuk menjadi pendamping hidupnya.

Singkat cerita, Itoh diusir dari pesantren oleh Bapaknya karena tidak mau mendengar kata bapaknya untuk menikah dengan Arifullah. Itoh pergi ke rumah Arief dan tinggal di sana. Sembari membantu kebutuhan hidup orang tua Arief dan membantu pembangunan pesantren putri yang dia dan Arief gagas untuk didirikan di daerah Arief. Berkat doanya, semuanya berjalan lancar, termasuk pekerjaan Arief pun lancar.

Novel ini tak hanya menyajikan romantisme perjuangan dua anak manusia yang saling mencintai. Namun, juga memberikan banyak pengetahuan tentang membaca dekat, cara menjadi mahasiswa terbaik, pengetahuan agama dan filsafat serta dahsyatnya doa seorang perempuan. Buku ini sangat menginspirasi dan layak Anda baca! *dimuat di wasathon.com 28 Mei 2013 http://wasathon.com/resensi-buku/read/dahsyatnya_doa_seorang_perempuan/ [caption id="attachment_256719" align="alignnone" width="222" caption="cover Tolonglah Hamba-Mu Ini"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun