Mohon tunggu...
Muhammad Rizaldi
Muhammad Rizaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Jangan engkau batasi Akal'Mu

Jangan pernah berhenti mencari pengetahuan dan pada hakikatnya insan Tuhan sudah dibekali Akal.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kalbu yang Tertusuk Pedang Tuhan

22 Oktober 2021   01:31 Diperbarui: 22 Oktober 2021   02:13 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika awan gelap, menutupi Sinaran cahaya yang begitu menyerupai pedang, seakan-akan telah terjadi pertempuran yang begitu dahsyat, seketika itu air pun turun dari langit seakan-akan menyerupai tetesan-tetesan darah yang jatuh menyerupai anak panah yang ingin menusuk hati musuhnya.

Akupun tersadar dari dunia khayalanku, ternyata tetesan-tetesan air mulai menuruni tangga-tangga langit yang ujungnya tembus kedalam relung hati bumi, begitu bahagia ketika dirinya turun ke bumi. tapi tidak dengan seorang insan yang memandang tetesan demi tetesan yang begitu deras seakan-akan dia mendengar jerit tangis dan teriakan bahagia dia antara tetesan air  yang terjatuh dari Kegelapan langit yang begitu gelap, di antara tangisan langit yang rela menjatuhkan sebagian dirinya tidak semuanya merasakan bahagia.

Jiwa ini merasakan pukulan yang begitu keras menembus relung hati yang membuat aku menjatuhkan air mata ketika mendengar jerit tangis air langit" ya Allah..wahai Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta, jika engkau membuat pilihan untuk kami, kami akan meminta satu permohonan kepada engkau ya Rabb Tuhan dari seluruh alam ini, jangan lah Engkau membiarkan kami untuk membanjiri dan memberikan kehidupan kepada hamba mu yang tak pernah mensyukuri nikmatMu wahai Tuhan yang maha kekal yang tiada bandingnya dengan segala apapun yang ada dialam semesta ini.

Betapa kotor bumi dan alam semesta ini, penuh Dengan kemaksiatan, dimana seorang anak Adam sudah mulai melupakan diriMu.

Aku mearasa merinding dan ketakutan  mendengar rintihan dan tangisan yang begitu menggelegar seakan-akan membuat gendang telinga hancur. Wahai Tuhan yang mengendalikan segalanya, hamba yang hina ini, yang penuh lumuran kemaksiatan bahkan tak bisa berbuat apa-apa.

Wahai Tuhan yang maha kekal, ragaku seakan-akan ingin berpisah dengan jiwa ini, tak sanggup mendengar jerit tangis dan rintihan kesakitan yang begitu menyiksa kalbuku.

Wahai Tuhanku ,wahai Sang pemberi kehidupan, hamba yang tak pantas memohon pertolongan denganMu yang agung yang tiada tandingannya, tapi hamba sadar ya Rabb, hamba yang penuh dengan maksiat yang senantiasa selalu melanggar bahkan membantah setiap larangan yang engKAU perintahkan kepada hamba-hamba-Mu yang tak tau diri ini, wahai Allah yang maha pengampun, wahai Tuhan yang senantiasa menerima dosa-dosa hamba-Mu, jauhkanlah kami dari segala serigala dunia yang begitu buas dan licik bahkan tanmpa segan-segan memakan daging saudaranya, ya Allah matikanlah seluruh penyakit hati yang ada pada diri hamba-hambaMU yang hina ini.

Dekatkanlah hati kami denga Pangeran-Mu Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam dan biarkanlah jiwa-jiwa hamba-hamba-Mu yang penuh dengan lumuran kemaksiatan mendapat pertolongan dari perantara Baginda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.

                                                                                                                                                                 Pengarang,22 Oktober 2021

                                                                                                                                                                         Muhammad Rizaldi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun