Mohon tunggu...
Muhammad BillyRidiansyah
Muhammad BillyRidiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perang Rusia-Ukraine Terhadap Harga Minyak di Indonesia

22 Maret 2024   15:40 Diperbarui: 22 Maret 2024   15:45 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan bahan pokok untuk memenuhi kebutuhan fisik dan rohani mereka, sehingga tubuh mendapatkan gizi yang cukup (Sarmila, 2020). Namun, kenaikan harga minyak goreng, sebuah produk vital dalam perekonomian Indonesia, menjadi salah satu masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka. Kenaikan harga minyak goreng pada awal tahun 2022 menjadi masalah serius yang berdampak negatif secara ekonomi di berbagai belahan dunia.

Kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga minyak goreng bertujuan untuk membantu masyarakat mempertahankan tingkat produksi dan mendapatkan keuntungan yang layak. Ini dilakukan untuk merespons kenaikan harga minyak goreng yang maksimal, sehingga setidaknya bisa meringankan beban keuangan keluarga. Pedagang perlu merancang strategi khusus untuk menjaga kualitas produk mereka dan menjualnya secara efektif. Secara keseluruhan, kenaikan harga minyak goreng memiliki dampak besar terhadap keputusan bisnis untuk meningkatkan atau mengurangi produksi (Adebiyi et al., 2009).

Pada tahun 2022, harga minyak sawit mencapai rekor tertinggi di pasar global. Antrean panjang dan kepanikan pembeli terjadi (Nasution, 2021). Di antara minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia, minyak kelapa sawit menghadapi prospek penurunan produksi hingga lima puluh persen. Konflik global di berbagai belahan dunia menyebabkan pasar komoditas mengalami kepanikan. Indonesia, sebagai produsen minyak goreng dari kelapa sawit terbesar di dunia, menghasilkan sekitar 60% pasokan global dan mengekspor sekitar 53% dari produksinya.

Kenaikan harga minyak tersebut dapat dilihat pada data di atas, bahwa mulai dari Tahun 2020 hingga Tahun 2023 Minyak Goreng di Indonesia mengalami kenaikan. Namun pada pertengahan atau diantara Tahun 2021-2022 mengalami penurunan. hal tersebut terjadi tidak lama, dan beberapa saat kemudian harga minyak goring mengalami kenaikan lagi.

Kenaikan harga minyak dapat mengakibatkan penurunan permintaan agregat dan pembagian keuntungan yang lebih luas antara negara produsen minyak dan negara importir. Hal ini juga dapat mengurangi penawaran agregat karena perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk energi, yang kemudian mengurangi produktivitas dan nilai output. Sensitivitas ekonomi terhadap harga minyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti subsidi yang diberikan pemerintah negara berkembang untuk minyak, kondisi ekonomi makro, dan neraca perdagangan negara importir dan eksportir.

Kenaikan harga minyak juga berdampak pada biaya produksi perusahaan karena minyak merupakan komponen penting dalam produksi. Hal ini mendorong perusahaan untuk memangkas tenaga kerja, yang berujung pada penurunan penawaran dan kenaikan harga produk. Kenaikan harga minyak dan volatilitasnya mempengaruhi konsumen langsung, seperti melalui kenaikan harga bahan bakar, yang kemudian berdampak pada perekonomian melalui perdagangan dan tekanan inflasi. Dampaknya berbeda-beda di setiap negara, tergantung pada karakteristik permintaan dan penawaran minyak mereka.

Negara-negara berkembang yang menjadi importir bersih minyak biasanya lebih rentan terhadap dampak negatif kenaikan harga minyak, sementara negara eksportir bergantung pada tingkat dan intensitas ketergantungan mereka pada minyak yang diimpor. Indonesia, sebagai negara eksportir minyak, dapat mengalami manfaat dari kenaikan harga minyak global melalui peningkatan nilai ekspor, yang kemudian mendorong perekonomian domestik dan meningkatkan tekanan inflasi. Bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga untuk mengatasi tekanan inflasi akibat kenaikan harga minyak ini.

Upaya Masyarakat Untuk Bertahan Dengan Permasalahan Kenaikan Harga Minyak Goreng

Untuk mengatasi masalah kenaikan harga minyak goreng, masyarakat, terutama pedagang, dapat mengambil langkah-langkah seperti menghemat minyak goreng dengan menggunakan kembali dalam memasak, serta mengurangi stok minyak goreng dan memilih makanan yang tidak memerlukan penggunaan minyak goreng. Langkah ini juga dapat mempengaruhi ketersediaan minyak goreng bagi pedagang gorengan (Damayanti, 2022:16-17).

Menurut Afriyanti, n.d., negara Islam menggunakan pengawasan untuk mengontrol harga dan distribusi perdagangan, serta mencegah tindakan yang dilarang dalam Islam seperti penimbunan barang, penipuan, penetapan harga yang tidak wajar, dan tindakan merugikan banyak orang. Negara Islam memiliki struktur khusus, Qadhi Hisbah, yang bertanggung jawab atas pengawasan ini. Dari perspektif Islam, solusi untuk masalah stabilitas pangan seperti minyak goreng hanya dapat dicapai melalui penerapan sistem Islam secara menyeluruh untuk mengatur perekonomian dan memelihara kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun