Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyingkap Implikasi Perjuangan dalam Kehidupan Manusia dan Intervensi Allah

29 Juni 2021   13:20 Diperbarui: 29 Juni 2021   14:26 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada suatu ketika, ada seorang pedagang yang kebetulan aku temui sedang duduk menunggu pembeli di warung kopi nya yang sedang sepi. Warung kopi tersebut berada di persimpangan jalan raya. Hari itu kebetulan sedang hujan, hingga akhirnya akupun memutuskan untuk berhenti di warung tersebut, karena kalau dipaksakan jalan, akan terjadi suatu insiden yang mengerikan nantinya, karena bukan hanya hujan deras saja yang terjadi, tetapi dengan petir sekaligus. Sambil berteduh, aku pun akhirnya memesan sebuah minuman berupa teh hangat untuk menghangatkan tubuhku yang sudah diguyur oleh gempuran air dari langit ketika di perjalanan tadi hingga menyebabkan seluruh pakaianku basah. Teh hangat pun sudah dibuat dan dipersilahkannya aku untuk meminumnya.

Sambil menikmati teh yang masih hangat tersebut, pandanganku kuarahkan pada persimpangan jalan yang dilewati oleh banyak kendaraan yang masih terus saja jalan walaupun sedang diguyur hujan. Pandanganku juga melihat bagaimana derasnya hujan ini membawa keberkahan dan kesuburan bagi tanaman-tanaman di jalan yang seakan mendapatkan kesegaran. Tetapi pandanganku juga melihat, di sebrang jalanan sana, ada seorang pemulung yang tetep mencari sisa dan bekas botol untuk dikumpulkannya, lalu dijualnya. Tentunya ini adalah perjuangan yang sangat keras dan mulia sekali, karena masih bertahan di tengah derasnya guyuran hujan. 

Hal tersebut, membuat aku merenung, merefleksikan diri, dan bertanya kepada diri, sudah sampai manakah perjuanganmu ? Tentu apa yg kulihat barusan tadi, menjadi sebuah cambukkan dan acuan untuk menjadi pribadi yang terdepan, terdepan dalam meraih apa yang diharapkan, terdepan dalam meraih apa yang dimpikan, dan terdepan dalam menyingkirkan rasa mageran. Namun, aku sempat berpikir, bahwa cengkraman untuk menjadi yang terdepan itu sangat sulit untuk di istiqomahkan. Kadang-kadang sifat yang melekat pada manusia itu, hanya bertahan dan konsisten ketika diri kita memiliki perhatian terhadap suatu kejadian. Tetapi seminggu kejadian, pelajaran yang didapatkan tersebut tidak diterapkan. Begitupun aku yang memiliki sifat tersebut, saat aku melihat pejuang kehidupan yaitu seorang pedagang asongan yang tetap masih berdiri dan berjualan di tengah hujan, akupun tentunya terpacu untuk lebih giat, lebih semangat dalam menjalani aktivitas, tetapi hal tersebut lagi-lagi hanya bertahan sebentar. Hal ini Bisa dikatakan aku masih terjebak dalam sebuah angan-angan sehingga aku sulit untuk masuk ke dalam lingkaran keistiqomahan.

Terkadang dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, kita lebih sering mengkonsumsi angan-angan tanpa adanya implikasi perjuangan, kita bahkan lebih sering mengkonsumsi kemalasan yang kita punya tanpa adanya suatu tindakan yang kita lakukan. Kita perlu melakukan suatu racikan, agar perjuangan tak hanya menjadi suatu landasan saja, tetapi lebih dari pada itu, kita jadikan perjuangan ini menjadi suatu pola untuk mulai membuka jendela dunia dan melihat kehidupan yang besar. Kalau ditelisik lebih jauh, bahwa ketika kita melihat mobil berlalu lalang dari pandangan kita, kita memikirkan bahwa manusia yang ada di mobil tersebut adalah pribadi yang dilimpahi kemakmuran dan kesuksesan. Terkadang kita menyeletuk di dalam hati "enak yaa jadi orang yang berlimpah kemakmuran dan punya mobil, kalau hujan, tidak basah, tidak seperti tukang sapu jalanan itu, yang mencari nafkah dengan rela berbasah-basahan"


Pasti yang kita pikirkan hanya itu saja, dan bukan pada perjuangan yang dilakukannya. Mungkin yang kita tahu dan pikirkan, bahwa si orang kaya ini yang hanya dilihat dari penglihatan kita, bahwa ia dengan uangnya yang berlimpah, hidup dalam ketenangan dan kemewahan, menikmati segalanya yang ia punya dan duduk santai melihat uang segepok yang sudah ia genggam dan miliki. Semuanya itu tidak didapatkannya dengan mudah. Pasti sebelum ia memiliki semua itu, ada waktu tidur yang terbuang di masa mudanya, ada tamparan bertubi-tubi kegagalan yang ia jumpai, ada kerja keras yang dilakukannya dengan giat. Semuanya itu dilalui dengan proses yang sangat panjang dan berliku-liku. Dalam keadaan tersulit dan sempit pun pasti si orang kaya ini pernah merasakannya, karena mustahil orang yang sudah berada diatas dengan segala kelebihan yang ia punya, tanpa merasakan dan melewati kalau ia pernah hidup dibawah dengan segala kekurangan yang ia pernah jumpai.


Begitupun juga dengan orang yang kelas ekonominya berada dibawah. Bukan berarti orang yang hidup seperti ini tidak ada perjuangannya. Suatu hal yang Keliru bila ada yang mengatakan orang yang berkekurangan secara finansial ini tidak ada perjuangannya. Orang yang berjuang tidak melulu tentang seberapa besar yang ia mau dapatkan, bukan berarti juga, seberapa hebat yang mau ia perjuangkan. Akan tetapi implikasi orang yang berjuang dalam arti sebenernya adalah terdapat dari niat dan tujuan yang lurus dan tulus.
Manusia yang titik ekonominya berada di bawah, bukan berarti mereka kurang berjuang dalam meraih tujuannya karena masih berada di titik tersebut. Akan tetapi perjuangannya ini menjelma dalam bentuk yang tidak sama seperti manusia yang lainnya. Ada yang sudah berjuang, hasilnya adalah mendapatkan kelimpahan dan kemakmuran, ada yang sudah berjuang, hasilnya meraih kemenangan, ada yang sudah berjuang, hasilnya bisa membahagiakan orang yang mereka sayang. Karena setiap perjuangan yang mereka jalani dan tempuh, pasti berbeda nilai yang didapatkannya.


Lagi-lagi disini kita kaitkan, bahwa apa yang kita perjuangkan pasti ada intervensi atau campur tangan sang pemilik Alam semesta ini, yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala. Semua lini kehidupan kita di alam semesta ini pasti dipantau dan diperhatikan oleh Allah SWT. segala urusan dan aktivitas kita termasuk perjuangan kita tentunya juga masuk ke dalam pemantauannya. Tetapi implikasi perjuangan ini tidak semuanya sama memang. Orang yang berjuang dengan mengandalkan Allah di dalam perjuangannya lebih istimewa dibanding dengan orang yang berjuang tanpa melibatkan Allah. Karena tanpa ada Allah di dalamnya, hal apapun itu, nampak seperti biasa saja. Walaupun kalangan yang ekonomi nya berada di atas, mereka tidak nampak istimewa bila tidak melibatkan Tuhannya yang maha pemberi Rezeki yang padahal sudah diberikan kenikmatan dan kemakmuran yang luar biasa. Hal itu nampak berbeda dengan kalangan yang ekonominya berada dibawah, walaupun mereka serba berkekurangan dalam finansialnya, akan tetapi mereka dianggap istimewa dan di istimewakan oleh Allah karena melibatkan Allah di dalam segala perjuangannya. Karena keistimewaan disini tidak selalu diindikasikan dengan banyaknya materi dan apa jabatan yang dia pegang, tetapi lebih kepada memilih untuk melakukan sebuah tindakan yang orang biasa tidak melakukan hal tersebut, yakni melibatkan Allah. Karena yang memilih melibatkan Allah pasti lebih sedikit jumlahnya dibandingkan yang tidak, maka hal itu disebut istimewa.

Orang yang masuk dalam golongan less is better ini pasti membutuhkan pengorbanan di dalam perjuangannya, memerlukan kesabaran di dalam perjuangannya, memerlukan keteguhan hati di dalam perjuangannya, maka hal itulah yang menyebabkan si 'istimewa' ini mendapatkan balasan yang lebih. Tapi ingat, Balesan yang lebih itu bukan berbentuk harta saja, tetapi bisa berbentuk lain. Seseorang yang sudah berjuang dengan maksimal dan melibatkan Allah di dalam setiap langkah perjuangan, totalitas dalam berjuang, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan menurut tolak ukur yang menurutnya itu Bahagia, dan pasti mendapatkan perubahan di dalam siklus kehidupannya. Memang tidak semua orang yang sudah berjuang, tetapi tidak mengalami perubahan di dalam hidupnya. Namun, ada hal yang berubah pada dalam dirinya, karena ia sudah berjuang. Juga pasti ada hikmah dan ibrah di dalamnya pada diri seorang Pejuang. Berjuang terus pejuang di jalanan, karena tanpa perjuangan mereka, tanpa ada tukang sapu jalanan, tidak ada yang membersihkan jalanan, tanpa ada pemulung, pasti botol-botol di jalanan berserakan, tanpa ada tukang sampah, tidak ada yang memunguti sampah di sekitar jalanan tersebut lalu memindahkannya ke tempat pembuangan Akhir. Dan teruntuk semuanya, manusia yang ada di alam semesta ini, semuanya layak disebut pejuang kehidupan. Karena tanpa ada perjuangan dari kita, kita pasti tenggelam dan terberungus oleh kerasnya Dunia. Jangan menyerah, lanjutkan perjuangan menurut porsi kita masing-masing dan selalu libatkan Allah pada setiap perjuangan yang kita lakukan. Karena sejatinya manusia dituntut untuk selalu berusaha dan berjuang menjadi subyek yang mampu mengubah eksistensialnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun