Mohon tunggu...
Muhammad Yoffy ferdiansyah
Muhammad Yoffy ferdiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis untuk aktualisasi | Email: yoffyferdiansyah48@gmail.com | IG: yoffischivenhauer_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Sang Nabi Zarathustra

25 November 2020   09:59 Diperbarui: 27 Januari 2024   22:52 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Emblem Of iran persian Empiere Faravahar Zoroastriansm & Zarathustra (Edited), form SAEDNEWS and PNGEEG.


Sebagai umat beragama tentunya kita tidak asing dengan nabi terutama bila di agama samawi khususnya islam kita pasti diperkenalkan dengan para nabi terutama pada 25 nabi mulai dari nabi adam hingga yang terakhir yaitu nabi Muhammad SAW. 

Allah menurunkan wahyu dan mengutus para nabi antara lain untuk menegakkan kebenaran, menegakkan keadilan,menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan,memerangi kebatilan, dan memperbaiki serta membangun masyarakat menjadi masyarakat yang toyyibah yang bila ditarik semua itu mengarah pada penegakan nilai-nilai ketauhidan.

Dalam al Quran surah an nisa (4 : 105) disebutkan "sungguh, kami telah menurunkan kitab (alquran) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran,agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) yang berkhianat".


Karena tugas dan tujuan-tujuan tersebutlah maka allah mengutus para nabi yang bahkan dikatakan berjumlah ribuan Dan dari sekian banyaknya mungkin kita lebih mengenal nabi seperti adam,idris,nuh,hut sampai Muhammad sedangkan mungkin ada beberapa yang kita masih asing salah satunya ialah Zarathustra.

Zarathustra merupakan nabi dalam agama zoroaster namun kendatipun demikian kita dapat memetik keteladanan dari jalan hidup Zarathustra. Zarathustra lahir di persia  yang hidup sekitar 1100 SM hingga 550 SM. 

Ia lahir pada lingkungan yang dimana masyarakatnya menganut ajaran paganisme bahkan sejak kecil Zarathustra dikenal sebagai orang yang alim dalam agamanya tersebut namun walaupun begitu pada akhirnya ia merasa kurang puas dengan ajaran yang ia anut tersebut.

Disisi lain Ia mempunyai kuriositas akan kebenaran agama yang sebenarnya,akan realitas ketuhanan yang sesungguhnya. Hingga pada akhirnya di umur 20 tahun ia memutuskan untuk berkelana melakukan perjalanan untuk menemukan pencerahan. 

Lalu semenjak itu, 10 tahun kemudian di usianya yang menginjak usia sekitar 30 tahun ia mengaku mendapatkan pencerahan oleh dzat yang disebut "sang maha bijaksana" yaitu ahura mazda. Disaat ia mendapat pencerahan itulah mengenal tentang konsep ketuhanan yang maha esa.

Ya, mungkin banyak yang belum tau bahwa pada dasarnya agama zoroaster menganut konsep monotheisme bahkan dibanyak literatur disebutkan bahwa ajaran zoroaster ialah ajaran monotheisme tertua. 

Dengan membawa ajaran monotheisme tersebut Zarathustra membawa pembaharuan di agama sebelumnya yang menganut paganisme oleh karna itu ia akhirnya dimusuhi oleh masyarakat saat itu karena mendakwahkan ajarannya. Namun walaupun begitu Zarathustra tidak berputus asa dalam mendakwahkan ajarannya.


Pokok-pokok Ajaran yang dibawa dalam zoroaster hampir memiliki keserupaan dengan agama lainnya terutama agama samawi yaitu tentang adanya dua entitas dalam dunia ini, sisi terang yang mewakili kebaikan,keadilan,dan kebenaran yang disimbolkan sebagai Ahura mazda dan sisi gelap yang mewakili kejahatan, ketidakadilan,dan kebatilan yang disimbolkan sebagai Ahriman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun