Di sekolah maupun madrasah, pendekatan ini harus disertai dengan komitmen manajerial yang kuat dan keberanian untuk berubah, demi mengembalikan makna pendidikan yang sesungguhnya. Ketika guru diberi ruang untuk sepenuhnya hadir di kelas, mengembangkan pembelajaran yang kreatif, membimbing karakter siswa, dan berinteraksi secara mendalam, maka wajah pendidikan Indonesia akan mengalami lompatan kualitas. Ini bukan hanya soal teknis manajemen, tetapi soal keberpihakan: apakah kita benar-benar ingin menjadikan guru sebagai pendidik, atau terus menempatkannya sebagai birokrat pendidikan? Saatnya kita memilih yang pertama, demi masa depan yang lebih bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI