Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pada Pemilu 2024, Omong Kosong Bisa Lebih Berbahaya daripada Kebohongan

31 Oktober 2023   12:05 Diperbarui: 1 November 2023   08:12 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebohongan jelas berbahaya, tapi omong kosong mungkin lebih berbahaya lagi | Ilustrasi oleh Rudy and Peter Skitterians via Pixabay

Apakah kita punya politisi seperti Trump di Indonesia?

Apa yang bisa kita lakukan?

Saya khawatir kita tak punya cara mudah dan kuat untuk menyangkal omong kosong dalam politik, khususnya pemilu. Penyangkalan omong kosong, ironisnya, hanya menambah bahan bakar ke dalam api, menyebarkan omong kosong tersebut lebih luas lagi.

Mengulangi omong kosong, seperti halnya mitos, bahkan untuk menghilangkan prasangkanya, membuatnya tampak lebih bisa dipercaya. Terlebih, media sosial akan membuat penyebaran omong kosong lebih cepat daripada penyangkalan terhadapnya.

Bagaimanapun, patah arang tak ada gunanya.

Saya harap para jurnalis, instansi pemilu, dan lembaga swadaya masyarakat tetap mengawal pemilu secara intens. Artinya, mereka harus mengidentifikasi dan mengklarifikasi pernyataan-pernyataan penting dari setiap kandidat, tak membiarkan mereka membual.

Memastikan para pemilih terinformasi juga sangat penting. Kendati tak semua pemilih akan mengubah keputusannya berdasarkan informasi dan fakta yang ada, informasi semacam itu masih berguna untuk pemilih  yang belum menyatakan pilihannya.


Omong kosong tumbuh subur dalam politik, tapi sebenarnya kita semua turut berkontribusi terhadapnya, sadar atau tidak, termasuk artikel ini. Saya harap kita semua tak terlalu keras kepala atau fanatik terhadap pendapat dan perasaan kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun