Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sinergi antara Etika JNE dan "Sapere Aude" ala UMKM

30 Desember 2021   17:03 Diperbarui: 30 Desember 2021   17:15 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekadar memuaskan rasa ingin tahu Anda tentang "sambal cumi" olahan ibu saya | Gambar diolah dari dokumentasi pribadi

Sejak Oktober 2020, ibu saya tidak pernah lagi membuka gerainya dan beralih sepenuhnya ke dunia digital | Dokumentasi pribadi
Sejak Oktober 2020, ibu saya tidak pernah lagi membuka gerainya dan beralih sepenuhnya ke dunia digital | Dokumentasi pribadi

Suatu waktu, saya memberitahu beliau bahwa tendensi orang-orang sekarang itu adalah kepraktisan dan kemudahan. "Sepertinya kalau Ibu memenuhi kriteria itu," ucap saya, "produk Ibu bisa dikenal lebih luas."

Tentu ibu saya mengerti bahwa itu berarti beliau harus memasuki persaingan di dunia digital, tetapi beliau bukanlah seseorang yang tahu banyak soal itu. Kemudian saya meminta kakak perempuan saya untuk ikut membantu, dan kami benar-benar melakukannya dengan baik.

Teknologi dan situasi sulit melahirkan tekanan pada pihak mana pun. Tetapi bagi UMKM, tekanan tersebut justru tidak menjuruskan mereka pada jurang yang lebih dalam, melainkan sebuah kesempatan besar untuk terbang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Dalam kombinasi yang pas, keduanya memacu kreativitas pelaku UMKM. Berbagai produk unik semakin mudah untuk ditemukan, termasuk produk-produk konvensional yang dikemas lebih menarik.

Berbekal sekelumit pengetahuan tersebut, saya tidak lebih dari sekadar membantu ibu saya untuk melahirkan gagasan kreatifnya sendiri. Bagaikan seorang bidan yang membantu pasiennya melahirkan: bidan itu hanya memberi petunjuk, selebihnya sang ibulah yang melahirkan bayinya sendiri.


Tidak perlu sehari penuh, Ibu saya bereksperimen dengan masakannya yang kemudian menciptakan resep khasnya bernama "sambal cumi". Pada mulanya beliau menawarkan produk tersebut ke orang terdekat, dan responsnya sungguh luar biasa.

Sekadar memuaskan rasa ingin tahu Anda tentang
Sekadar memuaskan rasa ingin tahu Anda tentang "sambal cumi" olahan ibu saya | Gambar diolah dari dokumentasi pribadi

Saya tahu bahwa optimisme beliau adalah semangat yang juga membakar saya, tetapi di sisi lain saya cukup khawatir karena saya tidak bisa membantunya lebih jauh, utamanya terkait pemasaran produk. Terus terang, saya pengguna media sosial yang pasif.

Pada titik inilah kakak perempuan saya mengambil banyak peran, toh dia pun adalah mahasiswi akhir program studi manajemen. Sementara dia sendiri juga pebisnis online, perhatiannya pada Ibu sama sekali tidak minim.

Dia yang berinisiatif untuk mengemas produk "sambal cumi" ibu saya dalam kemasan yang kekinian; sebentuk stoples dari plastik yang bisa memberikan keawetan lebih lama terhadap produk tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun