Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Keyakinan Umum yang Patut Dipertanyakan

23 Agustus 2021   15:36 Diperbarui: 23 Agustus 2021   15:40 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak semua keyakinan umum bisa dipercayai kebenarannya | Ilustrasi oleh Gerd Altmann via Pixabay

Mengapa? Karena realitas itu sendiri akan senantiasa berubah-ubah sepanjang hidup kita. Dan itu berarti, kita perlu menyesuaikan siapa diri kita berdasarkan keadaan eksternal yang menaungi perjalanan hidup kita.

Jika kita menghentikannya pada detik ini juga, kita akan selamanya menjadi siapa diri kita hari ini dan tidak pernah berkembang.

2. Lebih banyak lebih baik

Keyakinan ini biasanya dianut oleh masyarakat materialis dan konsumtif. Saya pikir pada tingkat tertentu, mungkin, kebanyakan dari mereka malah terperosok ke dalam pengejaran yang hampa.

Kita percaya bahwa kepuasan hanya akan datang saat kita mendapatkan sebanyak mungkin apa yang kita mau. Tetapi bagaimana jika kenyataannya adalah sebaliknya?

Sekarang bayangkanlah bahwa saya punya sepotong pizza dan akan memberikannya kepada salah seorang teman, yaitu Joni (anak orang kaya) dan Jono (anak menengah ke bawah). Jika saya memberikannya pada Joni, apa yang akan terjadi?

Nah, saya yakin bahwa dia akan menertawakan saya. Barangkali dia akan mengoceh, "Serius? Kamu memberikan sepotong pizza itu padaku? Kasihan sekali kau! Marilah aku antar kau ke kedai pizaa, aku traktir kau sepuluh kotak pizza!"

Tetapi reaksi sebaliknya akan terjadi andaikan saya memberikan itu kepada Jono. Untuk alasan yang jelas, dia jarang makan pizza dan betapa bersyukurnya bisa merasakan kelembutan keju mozarella yang gurih.

Apa yang bisa kita simpulkan dari skenario tersebut?

Orang akan menjadi sangat puas ketika sebenarnya dia memiliki sedikit hal. Ini tidak berarti orang seperti Joni tidak akan pernah merasa puas. Mungkin dia bisa, tetapi butuh lebih banyak kelimpahan yang kita berikan untuk dia.

Sedangkan bagi orang-orang yang taraf kepuasannya begitu sederhana, mereka itulah yang sebenarnya lebih mungkin untuk merasa cukup terhadap apa yang dimilikinya.

Keyakinan "lebih banyak lebih baik" memang patut dipertanyakan dalam hal praksisnya, karena itu sama sekali tidak membantu kita untuk mencapai kepuasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun