Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Negeri Air Mata

1 Agustus 2021   15:21 Diperbarui: 1 Agustus 2021   15:30 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semesta tidak berkewajiban untuk masuk akal bagi kita | Ilustrasi oleh Free-Photos via Pixabay

"Ayah yakin bahwa pada saat itu juga seluruh bintang hingga rembulan mengagumi Alhena. Dia gadis kecil yang malang dan hanya bisa menghibur dirinya dengan bercermin. Danau itulah cermin sejatinya. Langit itulah cahaya lembutnya. Kunang-kunang itulah teman terbaiknya.

"Pada suatu waktu, Alhena ditembak oleh sebuah pesawat tempur yang dikiranya seorang penyusup. Dia terlentang di tepian danau Rossvatnet dengan darah kental yang menggenanginya. Tidak seorang pun yang tahu kematian Alhena.

"Kala itu, semua orang merasa takut untuk keluar rumah, berbeda dengan Alhena yang tidak punya rumah beratap ataupun berdinding. Seluruh tempat adalah rumahnya, dan Rossvatnet adalah rumah induknya.

"Malam itu, hujan turun deras hingga menghilangkan bau amis darah di sekitar Alhena. Lama-kelamaan, air hujan membentuk genangan yang mengalir dari pemukiman menuju danau. Oleh 'ombak' mungil itulah, jasad Alhena terseret ke dalam danau Rossvatnet.

"Dia karam di dasar danau. Langit berbintang pun berujar pada danau, 'Betapa beruntungnya engkau, mengandung perhiasan kecil yang selama ini ditunggu-tunggu oleh surga.' Maka danau pun menjawab, 'Ah, indahkah Alhena itu?' Langit jelas kebingungan.

"Langit pun bertanya balik, 'Bukankah setiap malam Alhena bercermin padamu? Akulah yang meneranginya agar dia bisa melihat keindahannya sendiri.'

"Dengan amat sedih, danau berkata, 'Aku tidak pernah sempat untuk melihat keindahan Alhena, sebab ketika dia bercermin padaku, di kedalaman matanya, aku mengagumi keindahanku sendiri.' Semenjak itu, hujan selalu turun di tengah malam hingga fajar.

"Permukaan air danau semakin tinggi dari malam ke malam. Atas fenomena anomali tersebut, tempat itu kini dikenal sebagai Negeri Air Mata. Dan sebenarnya, Ibu yang menceritakan Ayah tentang Alhena."

Butuh beberapa saat bagi Najma untuk berkata, "Ah, apa yang membuat Ayah yakin bahwa Alhena ada di danau Rossvatnet? Mungkin dia tenggelam di danau ini: danau Savero!"

"Apa yang membuatmu yakin juga?" tanya balik Antares yang sama sekali tidak menggetarkan Najma.

"Karena sekarang, aku mulai mengerti tentang apa yang Ayah maksud dengan intuisi," jawab Najma singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun