Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Manusia adalah Monster yang Nyata

4 April 2021   08:39 Diperbarui: 4 April 2021   08:39 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alam telah berbicara pada kita | Ilustrasi oleh Stefan Keller via Pixabay

Tidak ada jawaban pasti untuk penyebabnya. Ini adalah kematian karena seribu luka.

Tampaknya manusia tidak selalu hebat dalam mengatur diri sendiri, terutama ketika segala sesuatunya tampak melimpah dan enak.

Lihat populasi burung dodo yang dulunya melimpah di pulau Mauritius. Para penjelajah samudera menghancurkan populasi burung dodo sebagai sumber daging segar yang mudah untuk bekal perjalanan mereka.

Atau kepunahan mammoth berbulu yang menjadi imbas dari kombinasi mematikan antara perubahan iklim dan nafsu makan manusia yang ganas.

Memang, kita tidak terlibat apa pun dalam kepunahan dua spesies tersebut. Tapi, kita melakukannya dengan lebih buruk.

Jangan pura-pura tidak tahu dengan "kerajaan plastik" yang kita ciptakan. Kemudian limbah rumah tangga yang justru lebih mengerikan ketimbang limbah pabrik.

Kita dengan mudah mengatakan, "Sepele." Dan jika 7,4 miliar orang berpandangan seperti itu, alasan apa lagi yang ingin kita berikan pada alam?

Alam telah berbicara pada kita.

Menurut laporan IPBES, sekitar 75% daratan dan 66% lautan telah diubah secara signifikan oleh manusia, sebagian besar didorong oleh produksi pangan.

Kita berusaha menyingkirkan kerajaan alam untuk mendirikan kerajaan kita sendiri. Padahal, apa jadinya manusia tanpa kerajaan alam?

Operasi tanaman dan peternakan saat ini menguasai lebih dari 33% permukaan tanah Bumi dan 75% sumber daya air tawar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun