... angka-angka itu selalu jadi patokan ...
Hai, namaku Ayyara Maheswari. Aku ingin menceritakan beberapa pengalamanku bersama orang-orang dewasa.
Ini terjadi saat umurku masih 14 tahun. Sekali peristiwa, aku membawa seorang teman untuk belajar bersama di rumah.
Hanya selang 2 langkah kaki ku memasuki rumah, ibu menyambut kepulanganku yang tengah duduk di sofa. Sepertinya ibu sedang menonton berita-berita gosip di televisi.
Ibu terlihat heran, siapa gerangan anak gadis rupawan yang bersembunyi di belakang punggungku. Aku sudah tahu, maka aku memperkenalkannya, "Oh iya, ini Cheryl; teman sebangku di kelas."
Barangkali ini pertama kalinya aku mengajak seorang teman ke rumah. Aku suka bekerja sendiri.
"Oalah, betapa manisnya! Berapa umurmu? Berapa penghasilan ayahmu? Berapa peringkatmu di kelas?" tanya ibu tampak menyerang. Sepertinya ibu tak mau anaknya terlihat "rendah" di mata temannya sendiri.
Cheryl hanya tersenyum, ia masih bersembunyi di belakangku. Cheryl memang sangat pemalu dan ia tersindir dengan pertanyaan-pertanyaan ibu itu. Aku sadar bahwa Cheryl tak pernah masuk peringkat 10 besar di kelas, tetapi bakatnya dalam melukis sering membuatku bersujud padanya.
"Mari Cheryl, kita masuk ke kamarku!" Lain kali ibu harus diajari sopan santun dalam menerima tamu.
Begitulah orang-orang dewasa. Mereka sangat suka angka. Sangat menyebalkan!