Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cintai Kebosanan, Peluklah Kebosanan!

23 November 2020   11:14 Diperbarui: 23 November 2020   21:55 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biarkan diri menjadi bosan. Sungguh. | pixabay.com

Saya bisa menghabiskan ini selama 25 menit, empat hari seminggu, di tempat yang sama, dengan hanya membawa pena dan kertas di tangan. Sangat aneh untuk dilakukan? Iya. Tapi beberapa gagasan terbaik versi saya banyak lahir dari suasana yang sunyi dan mencekik itu.

Ketika saya melihat momen-momen paling kreatif saya, mereka sering jatuh saat saya dalam keadaan paling bosan: ketika saya terjebak di rumah sendirian, mendengarkan curhatan orang-orang yang sangat membosankan, di waktu ketika saya tidak mendapatkan penerimaan notifikasi dari media sosial, atau saat berjalan-jalan sore dengan tenang dan damai. 

Saya merasa sangat senang bisa merangkul kebosanan, membiarkan diri melamun beberapa saat, menikmati keheningan untuk menjernihkan pikiran.

Kita tidak begitu bosan dibandingkan nenek moyang kita sebelumnya, tetapi kita lebih takut pada kebosanan. Kita menjadi tahu, atau lebih tepatnya untuk percaya, bahwa kebosanan bukanlah bagian dari sifat alami manusia, tetapi dapat dihindari dengan mengejar kegembiraan yang cukup kuat. -- Bertrand Russell

Saat ini, dalam paradigma kita, kebosanan sering kali dipandang sebagai hal yang benar-benar tidak dapat dimaafkan---semacam dosa dari kemalasan---yang hanya dilakukan oleh mereka yang malas atau tidak sukses. Namun, itu adalah emosi vital yang membantu Anda untuk mengembangkan kreativitas, kontemplasi, dan kedamaian. 

Penting bagi pikiran kita untuk menjadi bosan.

Beberapa minggu yang lalu, saya menghapus aplikasi-aplikasi yang selalu mengalihkan perhatian saya: Instagram, Facebook, Twitter, game; hanya untuk memaksa diri saya merasa bosan. 

Saya mencoba melepaskan hal-hal yang biasanya saya gunakan untuk "mengisi kebosanan". Saya ingin belajar menjadi baik-baik saja ketika kebosanan mulai menjadi.

Saya tidak melakukan ini untuk menjadi lebih produktif. Saya melakukan ini untuk memberi otak saya istirahat yang sangat dibutuhkan. 

Saya melakukan ini untuk memaksa diri saya menjadi bosan. Memang sulit, tetapi beberapa wawasan terbaik saya banyak datang dari kebosanan, mendengarkan pikiran saya, dan mengamati sekeliling saya.

Begitulah alasan saya untuk bosan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun