Akibat dari pandemi covid-19 ini menyebabkan banyak gejolak diberbagai bidang, salah satunya yaitu dibidang pendidikan. Dari segi pandangan saya,bidang pendidikan merupakan bidang yang sangat terdampak oleh pandemi covid ini, sebab demi menghentikan penyebaran virus ini semua siswa dan gurunya harus belajar dari rumah yang mendadak dilakukan tanpa persiapan sama sekali.
Ketidaksiapan semua unsur dalam pendidikan menjadi kendala yang besar juga, adanya perubahan cara belajar mengajar dari tatap muka atau luring (luar jaringan) menjadi daring (dalam jaringan) membutuhkan kesiapan dari semua unsur, dimulai dari pemerintah, sekolah, guru, siswa, dan orang tua.
Diakui memang banyak masalah yang timbul dari belajar daring ini yang membuat berlangsungnya proses belajar mengajar dari guru ke siswa mengalami kesulitan penyesuaian terutamanya dari sistem belajar sebelumnya (luring).
Minggu pertama di bulan maret, saat pertama diberlakukannya pembelajaran daring terdapat permasalahan yang sangat umum ditemukan yaitu penguasaan teknologi baik dari pihak sekolah, guru, siswa dan orang tua.
Alat komunikasi android atau telpon pintar yang sudah umum digunakan sebagai media komunikasi dan hiburan, kini juga menjadi sebagai sarana belajar. Sehingga mau tidak mau yang awalnya tidak paham mengenai pengaplikasian handphone untuk akses pembelajaran harus mempelajari sebagai media belajar. Sehingga serempak semua sibuk belajar dan mencari bagaimana menggunakan apalikasi pembelajaran tersebut.
Selang beberapa bulan berlangsungnya belajar daring, banyak keluhan dari pelajar bahwa mereka merasa jenuh, malas, dan tidak produktif. Keluhan mereka hampir sama yaitu karena belajar secara daring ini sangat monoton begitu-begitu saja.
Selain pembelajarannya monoton, pelajar juga merasa bosan dan stres karena mereka terbebani dengan banyaknya tugas yang diberikan dari guru, akibatnya sebagian pelajar ada yang mogok belajar, sakit, bahkan ada yang sampai bunuh diri.
Tentunya hal ini menjadi poin utama bagi guru, dosen, dan jajaran kementrian pendidikan agar segera membuat program pendidikan secara daring lebih menyenangkan, tidak menimbulkan rasa jenuh, dan tidak membebani pelajar Indonesia.
Banyak keluhan dari para pelajar karena kegiatan belajar mengajar secara daring ini dianggap sangat membosankan. Bosan yang dirasakan para pelajar ini pun ada berbagai macam, ada yang merasa bosan karena tempat belajarnya hanya dirumah saja, ada yang merasa bosan karena tidak ada praktek dalam proses belajar mengajarnya atau cuma penjelasan secara teori saja, ada yang merasa bosan karena koneksi internet terkadang down, bahkan ada yang merasa bosan karena harus belajar ditempat yang lebih tinggi untuk mendapatkan koneksi yang stabil, contohnya di atas atap genting.
 Melihat hal ini sebagai salah satu mahasiswa Indonesia, saya tentunya juga mempunyai solusi dan langkah kongkret untuk mengatasi masalah kejenuhan siswa selama belajar daring yang akan saya suarakan sebagai berikut :
- Menyarankan kepada para pengajar agar lebih pandai mengatur waktu dalam hal kegiatan belajar mengajar secara daring, contohnya jika jadwal pelajaran matematika berlangsung jam 8 sampai jam 10, maka pengajar harus tepat dalam artian mulai pukul 8 dan harus selesai tepat pukul 10.
- Mengusulkan kepada para pengajar agar memberlakukan sistem belajar yang asik dan terkadang diberikan game disela-sela pembelajaran agar pelajar tidak cepat merasa bosan.
- Memberikan pemahaman dan mindseat positif kepada para pelajar agar tidak perlu memikirkan beratnya atau sulitnya belajar dengan sistem daring. Atau bisa dikatakan sewajarnya saja dalam menyikapi pembelajaran secara daring.
- Mengusulkan kepada permerintah untuk lebih mengutamakan alat penunjang pendidikan seperti kuota internet, karena dengan banyaknya akses kuota yang diberikan pemerintah kepada pelajar tentunya mereka tidak akan merasa terbebani dalam proses belajar mengajar sehingga tidak menjadikan mereka merasa jenuh.
Oleh karena itu, untuk mengatasi rasa bosan selama pembelajaran daring harus ada kesinambungan yang baik antara pelajar,guru/dosen, dan jajaran kementrian pendidikan. Jika pemerintah bisa mencanangkan program yang baik dalam pelaksanaan pendidikan, maka kesesuaian belajar mengajar antara pelajar dan tenaga pengajar bisa saling enjoy dalam menyikapinya atau tidak membosankan.