Mohon tunggu...
Muhammad Irwansyah
Muhammad Irwansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Pemikir kritis yang selalu mengupas isu-isu terkini dengan tajam dan objektif, saya berkomitmen untuk menyuarakan perspektif yang membangun demi kebaikan masyarakat luas. Dengan ketertarikan mendalam pada kebijakan publik, sosial, dan dinamika pemerintahan, saya berusaha menghadirkan sudut pandang yang lugas dan berbasis fakta. Melalui analisis yang mendalam dan gaya komunikasi yang santai namun berbobot, saya ingin mengajak generasi milenial untuk lebih sadar, peduli, dan berani bersuara demi perubahan positif.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dialog Kebangsaan Reformasi Polri

14 Oktober 2025   18:02 Diperbarui: 14 Oktober 2025   18:02 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dialog Reformasi Polri

Sementara itu, Sofyan Sa’id, pengamat kebijakan publik, menilai persoalan utama Polri justru ada di krisis moral dan kultur kekuasaan. “Arogansi aparat adalah tanda institusi yang kehilangan legitimasi moral. Polisi yang tidak berempati akan selalu menakuti rakyat, bukan melindungi,” ujarnya.

Ia menyerukan agar reformasi tidak berhenti di tataran struktur atau regulasi, melainkan menyentuh karakter dan spiritualitas aparat. “Salat berjamaah tidak berarti bila hati masih serakah dan tangan masih represif,” katanya menohok.

Publik Tak Lagi Sabar: Reformasi Harus Sekarang

Moderator Edy Mulyadi menegaskan bahwa dialog ini bukan sekadar akademik, melainkan seruan rakyat terhadap institusi yang semakin tak terkendali.

“Polri hari ini bukan gagal karena tidak tahu, tapi karena tidak mau berubah. Reformasi sudah terlalu lama jadi jargon. Kalau dibiarkan, Polri akan jadi oligarki berseragam,” ucap Edy lantang.

Ia juga mengingatkan bahwa pembentukan Komite Reformasi Polri yang digagas pemerintah berpotensi gagal bila diisi oleh figur-figur lama yang pernah menjadi bagian dari masalah. “Jangan serahkan pembaruan Polri pada orang-orang yang dulu diam saat rakyat dikriminalisasi,” ujarnya, menyinggung nama-nama seperti Mahfud MD dan Yusril Ihza Mahendra yang disebut dalam wacana publik.

Seruan Bersama: Reformasi Bukan Retorika

Dari forum ini, muncul benang merah yang tegas:

  1. Reformasi Polri harus dipercepat dan diawasi publik, bukan dikendalikan elite.

  2. Penataan ulang kelembagaan mutlak diperlukan — dengan pemisahan fungsi intelijen, penegakan hukum, dan keamanan publik.

  3. Pengawasan sipil permanen melalui parlemen dan lembaga independen harus dibentuk, bukan sekadar slogan.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun