Mohon tunggu...
Muhammad ade nadhifun nafis
Muhammad ade nadhifun nafis Mohon Tunggu... PT EquityWorld Futures

Ssya seorang analisis market global dan juga saya menjadi adminnistrasi di PT EquityWorld Futures

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ketika Bung Tomo Meminta Restu Konsolidasi Ulama Jawa di Balik Semangat 10 November

16 September 2025   06:30 Diperbarui: 16 September 2025   06:26 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto tokoh pejuang : Soetomo, KH Hasyim Asyari, KH Abbas Buntet

Surabaya, Oktober 1945. Suasana kota tegang bagai bom waktu. Usai kekalahan Jepang, kekuatan revolusi Indonesia sedang diuji dengan kembalinya Belanda (NICA) yang membonceng Sekutu. Pemuda-pemuda Surabaya, dipimpin oleh sosok karismatik Soetomo atau yang kelak dikenal sebagai Bung Tomo, sudah siap bertaruh nyawa. Namun, Bung Tomo menyadari sesuatu: perlawanan fisik saja tidak cukup. Mereka membutuhkan landasan yang lebih kuat, sebuah legitimasi yang akan mengubah semangat membara itu menjadi Jihad Fisabilillah (perjuangan di jalan Allah).

Dalam situasi genting itulah, Bung Tomo melakukan sebuah langkah strategis yang menentukan. Ia tidak langsung ke studio radio. Sebelum mengumandangkan takbir, ia terlebih dahulu mencari sumber kekuatan spiritual yang menjadi jiwa perlawanan rakyat Jawa Timur: Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) di Tebuireng, Jombang.

Perjalanan Mencari Legitimasi: Dari Surabaya ke Jombang

Berdasarkan kajian historis (Repository UPI, 2019), Bung Tomo bersama beberapa tokoh pemuda lainnya melakukan perjalanan dari Surabaya ke Jombang. Tujuannya satu: meminta restu dan dukungan dari Mbah Hasyim, pimpinan ulama yang kharismanya tak terbantahkan. Di mata rakyat, khususnya kalangan santri, fatwa Mbah Hasyim adalah hukum yang harus ditaati.

Pertemuan itu digambarkan penuh khidmat. Bung Tomo, dengan nada hormat, menyampaikan maksudnya. Ia menjelaskan situasi Surabaya yang memanas, kesiapan pemuda untuk melawan, dan memohon agar Mbah Hasyim memberikan wejangan serta legitimasi keagamaan untuk perjuangan mereka.

Jawaban Bijak Sang Mahaguru: “Tunggu Kedatangan Ulama Jawa!”

KH. Hasyim Asy’ari, dengan kearifannya yang mendalam, mendengarkan dengan saksama. Beliau memahami betul urgensi dan gelora pemuda. Tetapi, takut salah, beliau tidak buru-buru mengeluarkan paparan. Ada sebuah tahapan.

Kiai Hasyim, tidak hanya meminta untuk menunggu Kiai Abbas, tetapi memprakarsai konsolidasi ulama se-Jawa untuk menanggapi perkembangan genting. Hal ini dipaparkan dalam sumber sejarah yang diambil dari Repository UPI. Faktanya, semangat pembelaan yang dilakukan di Surabaya tidak hanya berada pada perhatian kalangan Nahdliyin Jawa Timur. Bahkan, hal ini juga mampu mendorong semangat para ulama dari berbagai daerah untuk bersatu dalam menghadapi penjajahan.

Dalam berbagai catatan sejarah, Kiai Hasyim diduga memberikan isyarat atau jawaban yang intinya adalah: “Bersabarlah.”. Kita perlu mengumpulkan kekuatan dan kebulatan tekad seluruh ulama Jawa. Tunggu kedatangan Kiai Abbas dan tokoh-tokoh lainnya dari Cirebon!”

Kiai Abbas Abdul Jamil adalah Pengasuh Pesantren Buntet, Cirebon, dan seorang ulama besar yang sangat dihormati. Ia adalah salah satu murid utama KH. Hasyim Asy’ari dan dikenal memiliki komitmen perjuangan yang sangat kuat. Penantian ini bukanlah eksistensi keraguan, tapi taktik politik-keagamaan yang cerdas. Mbah Hasyim ingin mendesakkan supaya perlawanan di Surabaya didukung oleh kekuatan ulama se-Jawa, sehingga berkembang front persatuan yang luas dan padat.

Peran Spiritual dan Fisik Kiai Abbas dalam Pertempuran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun