Mohon tunggu...
Muhamad Yus Yunus
Muhamad Yus Yunus Mohon Tunggu... Sastrawan, dan Teaterawan

Lulusan Sarjana Sastra, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang. Penulis buku, kumpulan puisi Dukri Petot: Gaya-gayaan, Novel Tidak ada Jalan Pulang Kecuali Pergi, Anak Imaji, dan Sandiwara Kita di dalam atau di Luar Panggung Sama Saja (2020) Guepedia. Pendiri Teater Lonceng, Tangsel. Sekarang menjabat sebagai Redaktur media digital adakreatif.id https://sites.google.com/view/myusyunus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kembang Api dan Imajinasi Kegembiraan Tahun Baru

2 Januari 2022   12:57 Diperbarui: 2 Januari 2022   18:35 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kembang api | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sementara keragaman di negeri kita memiliki banyak sekali tahun baru, kita sebut saja seperti Imlek, Saka, dan Hujriyyah. Jadi sebenarnya tahun baru itu sudah sangat biasa di negeri ini. Sayangnya Masehi dianggap menyatukan kita. 

Apakah karena penghitungan Masehi berasal dari barat lantas kita juga turut merayakannya dengan kembang api ala barat?

Tapi apa yang terjadi di negeri ini? Dan apa sebenarnya yang diharapkan melalui pesta kembang api di Jakarta? Kemajuan seperti apa yang diharapkan dari sebuah letusan kembang api? Apa harapan kaum urban di Jakarta dengan berbondong-bondong membuat kemacetan demi menyaksikan letusan kembang api? Imajinasi kemajuan apa yang disimbolkan dalam pesta kembang api di langit Ancol? Apakah dengan meletuskan kembang api ke langit Jakarta akan serupa dengan Sydney, atau London?

Entah kenapa semua yang berbau kemajuan dari barat, selalu menjadi imajinasi harapan kita di tahun-tahun selanjutnya. Sehingga kita selalu mengharapkan ada keajaiban muncul melalui letusan kembang api di langit Jakarta. 

Monumen Nasional, Hotel Indonesia, atau sekarang Ancol, menjadi lokasi yang diharapkan oleh penduduk negeri ini untuk dapat menjadi ciri khas meletusnya kembang api di langit serupa Sydney atau London. 

Tetapi Jakarta tetaplah Jakarta dengan segala harapan kemewahannya. Kembang api tidak meletus seperti di Sydney, dan resolusi yang mereka ucapkan adalah sebuah pengulangan.

Semua pertanyaan tentang kembang api dan kemegahan acara tahun baru yang menyimbolkan kemajuan peradaban, secara kesimpulan hannyalah sebuah bentuk penggambaran imajinasi dan ekspresi yang penuh komedi. 

Di Singapura pada keadaan pandemi seperti saat ini, pesta kembang api diganti dengan pertunjukan cahaya yang dinamai Shine a Light menerangi langit Marina. Membuktikan bahwa ada banyak cara untuk menyampaikan kemajuan sebuah perayaan tanpa harus menggunakan letusan kembang api yang berwarna. 

Akan tetapi luapan ekspresi yang dilakukan Sydney, Singapura, dan bahkan negeri kita terlalu samar untuk diartikan sebagai ekspresi kegembiraan. Toh menggunakan letuskan kembang api atau tidak, tanpa ada alasan pesta tetaplah pesta.

Selain angka yang berubah sebenarnya apa yang manusia rayakan? Tahun baru Masehi tentunya akan berbeda hitungan dengan tahu Hijriyyah, Saka, Imlek, Songkran, dan atau penghitungan tahun yang lainnya. Jadi sebenarnya negeri ini sudah melewati tahun baru yang lainnya selain Masehi, juga perayaan kembang apinya. Sehingga sangat jelas kita tidak sedang merayakan pergantian tahun, tetapi sedang mencari kesenangan.

Apa sebenarnya yang meriah? Kegembiraan macam apakah itu? Karena sebenarnya kemeriahan yang kita tunggu di langit bukanlah perayaan waktu, bukan juga hari yang sakral sebagai penganut kepercayaan Tuhan. Melainkan sebuah huruf pada kalender yang berubah secara matematis dan berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun