Karomah lain yang dimiliki beliau yaitu bisa menghadirkan beraneka ragam makanan dan minuman yang entah dari mana asalnya, dengan aroma yang wangi dan terlihat segar dan bernutrisi tinggi.
Abuya Armin menguasai berbagai bahasa sampai bahasa binatang-binatang, dan menurut cerita para ulama sezamannya beliau kerap kali melaksanakan sholat jum'at ke Mekkah walaupun beliau sedang di Cibuntu.
Abuya Mama Armin mursyid Tarekat Qodiriyah Wanaqshabandiyah dari sanad silsilah Syeikh Muhammad Asnawi Caringin Pandeglang Banten. (Dilihat dari garis keturunannya, Abuya Mama Armin adalah merupakan keponakan dari Syaikh Asnawi Caringin).
Abuya Armin ditunjuk sebagai Khalifah (wakil) oleh Syeikh Asnawi setelah putranya KH.M Kazim (Mama Kadzim). lalu Kiyai 'Abd al-Latif bin 'Ali dari Pesantren Cibeber Cilegon yang kemudian dilanjutkan oleh Kiyai Muhaimin.
Setelah wafatnya Syaikh Asnawi Caringin, maka untuk wilayah Banten Syaikh TQN (thoriqoh qodariah wannaqsabandiyyah) kemudian dipegang oleh Abuya Mama Armin dari Cibuntu, Pandeglang.
Pelajaran-pelajaran yang diberikan Kyai Armin begitu jelas dan gamblang disajikan, terutama perilaku sufistik tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah.
KH. Hasan Amin (Abuya Armin) Wafat pada tahun 1409 H/ tahun1988 M. Dan beliau dimakamkan di sekitar Pondok Pesantren Cibuntu, Cimanuk Pandeglang Banten bahkan sampai sekarang makamnya banyak dikunjungi para peziarah dengan tujuan tabarrukan watawassulan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI