Di kamar Mama Oco, Abuya Bustomi langsung melaksanakan shalat dua rakaat dan menggunakan amalan dari Mama Sempur lalu masuk ke alam jin.
Setiba di alam jin, Abuya Bustomi segera menemui Raja Jin dan meminta pembebasan ruh royat nya Mama Oco yang disandera.
perdebatan antara Abuya Bustomi dengan Raja Jin pun tidak terhindarkan dan berlangsung cukup lama, berbagai kitab telah digunakan oleh Raja Jin untuk mencari dalil dalam menentukan siapa sebenarnya yang bersalah.
Ucapan Abuya Bustomi mengakhiri perdebatan: "ini kesalahan anakmu. Anakmu masuk ke rumah bangsa manusia tanpa mengucapkan salam sambil menyerupai satwa berbahaya yang sunnah dibunuh menurut agama." Raja jin menerima kalah dan merasa bersalah. Sebagai permintaan maaf, Â Raja Jin menawarkan apapun yang Abuya Bustomi mau, namun Abuya Bustomi menolaknya dan berulangkali Raja Jin menawarkan barang-barang mewah kepada beliau, namun Abuya selalu menolaknya.
Abuya Bustomi hanya minta didoakan agar memperoleh ilmu yang bermanfaat.
Raja jin bersama rakyatnya yang hadir mendoakan Abuya Bustomi dan memberi sebuah kenang-kenangan berupa batu cincin. Mama Oco sadar dan sembuh, beliau mendoakan Abuya Bustomi agar seluruh ilmu yang dimilikinya sepenuhnya diturunkan kepada Abuya Bustom.
Karomah Abuya Bustomi Cisantri Pandeglang.
Sala Satu karomahnya adalah ketika beliau dikejar seorang jawara bernama Jaro Karis
yang dikenal sakti mandraguna, sebaliknya Abuya Bustomi dikenal sebagai Kiyai yang pantang menunjukkan kehebatannya jika tidak dibutuhkan. Saat Jaro Karis menyalip mobil Abuya, dan menghadangnya ditengah jalan. Abuya sedang berada di dalam mobilnya. Jaro Karis turun, kemudian menembakkan pistolnya ke arah mobil Abuya Bustomi. lalu dengan tenang Abuya  turun dari mobilnya dan menghadap Jaro Karis yang sedang menodongkan pistol ke arahnya tanpa terlihat rasa takut di wajahnya.
Seketika Abuya menyingkap dan mengibaskan sorbannya. Dan di luar dugaan, wujudnya jadi ada lima, Jaro Karis bingung.
Abuya Bustomi berkata: "Tidak usah dulu berkelahi. cari dari 5 raga ini mana saya yang asli. Jika kamu mampu, maka saya akan tunduk kepadamu."