Mohon tunggu...
Muhamad Saudi
Muhamad Saudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kopi hitam

Penikmat kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diam di Rumah Saat Corona dan Makna Berjamaah

30 Maret 2020   21:36 Diperbarui: 30 Maret 2020   22:12 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpul dengan anak isteri

Tapi tegakah kita dengan perut anak anak. Hitungan paling kecil saja resiko dapur makan seadanya paling tidak harus ada uang Rp. 30.000,- cukup untuk 1 liter beras, sepotong tempe, seperempat minyak sayur, bumbu dan pelengkapnya. Cukupkah ini untuk 2 hari. Tentunya tidak.

Mungkin disinilah kesadaran kita harus dikembalikan, kenapa dulu orangtua kita dan bapak ibu guru di sekolah tak bosan bosanya mengajarkan agar kita menabung.

Okelah saya tidak akan terlalu panjang membahas tentang kebutuhan hidup. Karna tentunya ini sudah diatur masing-masing jalan dan rejekinya oleh Tuhan yang maha kuasa.

Berdiam di rumah memang membosankan. sekalipun bagi orang yang terbiasa di rumah. tapi kali ini kita tidak ada pilihan. Sekarang tinggal bagaimana kita mengatur seenak/sebetah apa tinggal di rumah. Tentunya masing2 punya cara dan rencana sendiri.

14 hari kita bisa mengevaluasi diri anak dan keluarga, selama itu kita bisa menikmati istirahat dibanding ketika kita bekerja yang selalu mengharap cepat libur.

14 hari kita bisa menggali ilmu agama dan ilmu lainya atau setidaknya membuka kembali lembaran-lembaran yang selama ini kitab dan buku nya hanya jadi pajangan saat kita berpoto. dan kita ajarkan ke anak.


Mengajari anak shalat
Mengajari anak shalat
Dan.. Bila anjuran berdiam diri di rumah ini dilaksanakan oleh seluruh masyarakat (berjamaah berdiam di rumah). Haqqul Yakin Covid19 pasti berlalu.

Yakinlah mereka para ahli kesehatan di seluruh negara Di Dunia sedang mati-matian mencari obatnya. Para pemimpin negeri dengan segala kebijakanya dan para ulama/tokoh agama dengan segala fatwa dan doanya. Maka itu kita bantu mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun