Mohon tunggu...
Muhamad Rifki Ramadhan
Muhamad Rifki Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tumpahan pikiran yang menumpuk di kepala

Pekerja sains, pengamat dunia olahraga, dan penikmat film dan karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kenapa European Super League Bisa Menghancurkan Sepak Bola

20 April 2021   18:20 Diperbarui: 21 April 2021   13:57 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12 klub elite Eropa mengumumkan terbentuknya European Super League (ESL), kompetisi elit tandingan Liga Champions Eropa | barcauniversal.com

Pendapatan klub-klub kecil akan semakin menurun karena menjadi lebih jarang bertemu klub besar, apalagi jika klub-klub tersebut memutuskan minggat dari liga domestiknya masing-masing. Kalau tidak pun, perhatian orang-orang akan terfokus ke ESL. Untuk apa menonton pertandingan Atletico vs Eibar di La Liga kalau di minggu yang sama ada pertandingan Real Madrid vs Tottenham di ESL?

Ditambah lagi, klub-klub elit tidak akan menurunkan skuad utama di liga domestik. Nilai hak siar liga akan semakin menurun.

Sirkulasi uang di sepakbola akan terkonsentrasi pada klub-klub elit. Sponsor-sponsor besar semakin tidak mau melirik klub-klub kecil. Pendapatan klub-klub kecil akan semakin sedikit. Mereka akan terpaksa menjual pemain-pemain bintangnya ke klub elit. Kekuatan klub akan semakin lemah, sponsor-sponsor akan semakin berkurang, pendapatan semakin menipis.

Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Yang kuat makin kuat, yang lemah makin lemah.

Dan ini dapat berefek ke klub kasta-kasta di bawahnya. Klub-klub kasta rendah dan klub-klub amatir yang sudah susah payah bertahan di kondisi pandemi ini akan semakin sengsara. Ironisnya, bangkrutnya klub-klub di dasar piramida akan berefek ke klub kasta-kasta di atasnya, dan akhirnya kembali ke klub-klub elit yang angkuh di pucuk sana. Memangnya mereka pikir pasokan pemain-pemain dan pelatih-pelatih mereka selama ini berasal dari mana?

Memang, klub-klub elit ini juga mengalami kerugian besar akibat pandemi. Tapi, ESL adalah langkah sinis untuk menyelamatkan diri sendiri dan membuat klub-klub lain sengsara. Mereka mengambil sekoci hanya untuk mereka sendiri dan membiarkan yang lain tenggelam.

---------

Pada akhirnya, pembentukan ESL hanyalah tentang mendapatkan lebih banyak uang, dan klub-klub founder tidak berusaha menutupi kenyataan itu. Sekilas, ini memang seperti sebuah turnamen impian, terutama untuk kita penonton layar kaca.

Masih banyak dampak negatif jika ESL ini benar diadakan. Fans lokal yang mendukung klub tersebut sejak entah berapa generasi, akan merasa dikhianati karena mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendukung klubnya---tiket yang akan lebih mahal dan jarak yang lebih jauh, sementara pertandingan liga domestik akan lebih tidak menarik karena bukan prioritas.

Pemain di klub-klub elit tersebut akan dieksploitasi habis-habisan, bermain dua atau tiga kali seminggu, meningkatkan resiko cedera yang dapat merusak masa depannya.

Sementara itu pemain di klub lain akan sulit untuk muncul ke permukaan---semakin sedikit pertandingan melawan klub besar yang dapat menjadi ajang untuk unjuk gigi. Perbedaan gaji pemain di klub-klub elit dan klub lainnya pun akan semakin besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun