Mohon tunggu...
Muhamad Ridwan
Muhamad Ridwan Mohon Tunggu... Lainnya - Biasa-biasa Saja, Hanya sekedar Hobby

Menulis adalah jendela jiwa yang terbuka untuk dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Budak di Negeri Sendiri"

29 Februari 2024   12:48 Diperbarui: 29 Februari 2024   12:58 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: pexels.com/Sendirian)

"Budak di Negeri Sendiri"

Di bawah terik mentari yang membara,
Pekerja menggenggam harapan dan lara.
Mereka bukan pahlawan dalam cerita,
Namun tulang-tulang mereka membentuk negara.

Budak di negeri sendiri, mereka terjajah,
Diperintah oleh tangan asing yang kuasa.
Perusahaan besar, bos-bos yang datang,
Mengambil keuntungan, meninggalkan lara nan pedih.

Mereka bekerja tanpa henti, tanpa istirahat,
Ladang, pabrik, atau lahan pertanian yang tandus.
Keringat menjadi mata air, darah menjadi tanah,
Namun upah yang diterima tak sebanding dengan jerih payah.

Di negeri sendiri, mereka terpinggir,
Dijajah oleh investor-investor asing yang berkuasa.
Sumber daya manusia tak berkualitas tinggi,
Sehingga bos-bos harus diimpor dari luar negeri.

Namun janganlah kita "down" terlalu dalam,
Masih ada harapan bagi anak-anak bangsa.
Anne Ahira, internet marketer sukses tanpa pendidikan khusus,
Bob Sadino, pengusaha yang meniti karir dari bawah.

Dan Anggun C. Sasmi, penyanyi yang go internasional,
Mereka membuktikan bahwa kita bisa menjadi raja di negeri sendiri.
Meski terhalang oleh sistem dan ketidakadilan,
Cinta tanah air tetap mengalir dalam darah kita.

SULTENG. Morowali, Bahodopi 29 Februari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun