Mohon tunggu...
muhamad nasrulloh
muhamad nasrulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

mataf unisa 1

16 September 2025   21:20 Diperbarui: 16 September 2025   21:16 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah"
Pemateri: Prof. Dr. Mufdlillah, S.Pd.,S.SiT., M.Sc

Darul Ahdi wa Syahadah adalah prinsip yang dimiliki oleh Muhammadiyah, yang menegaskan bahwa Indonesia adalah hasil kesepakatan bersama seluruh rakyat dan merupakan tempat untuk menjalankan syahadah umat Islam dalam berkontribusi sebaik-baiknya. Muhammadiyah memiliki impian untuk mewujudkan Indonesia sebagai Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur, yaitu negeri yang baik dan diberkahi oleh keampunan Allah. Prinsip ini mencakup penghormatan terhadap kesepakatan nasional, tanggung jawab sebagai warga negara, kesaksian tentang iman dan amal saleh, serta pengembangan peradaban yang utama.

Latar belakang munculnya prinsip ini adalah sebagai jawaban atas ancaman penyatuan, radikalisme, serta kebutuhan akan dasar teologis dan ideologis yang jelas.
Tujuan utamanya adalah memperkuat komitmen kebangsaan, menunjukkan peran umat Islam dalam pembangunan bangsa, memperkuat nilai Islam sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia dalam konteks NKRI, serta mencegah terjadinya perpecahan di masyarakat.

Darul Ahdi Wa Syahadah berarti "tanah air perjanjian luhur dan tempat kita bersaksi dengan perbuatan baik untuk membangun bangsa." Konsep ini menekankan bahwa Pancasila adalah kesepakatan bersama seluruh rakyat Indonesia yang harus tetap dijaga. Materi ini juga menjelaskan bahwa Pancasila sesuai dengan ajaran Islam karena nilai-nilai di dalamnya seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.

Contoh nyata penerapan konsep ini antara lain:
1. Muhammadiyah membangun sekolah dan kampus untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.
2. Berpartisipasi aktif dalam diplomasi kemanusiaan di Palestina dan Rohingya.
3. Selalu mendukung NKRI yang berdasar Pancasila.

"Kehidupan Berbangsa, Bernegara, Serta Pembinaan Kesadaran Bela Negara"
Pemateri: Ibu Kompol Leo Nisya Sagita, S.I.K., Kasubditbintibsos Ditbinmas Polda DIY.

Peran penting mahasiswa dalam upaya bela negara di masa kini yang sering disebut era post-truth. Di masa ini, bangsa menghadapi ancaman baru, yaitu penyebaran berita palsu dan informasi yang tidak benar, yang bisa memecah belah masyarakat dan melemahkan rasa cinta tanah air.
Dalam penelitian disebutkan bahwa sekitar 39% dari mahasiswa terpapar pemikiran radikal, sehingga mereka menjadi sasaran utama. Mahasiswa memiliki peran yang sangat penting sebagai penggerak perubahan dan pelindung nilai-nilai kebangsaan.
Peran utama mereka adalah:
* Sebagai Penggerak Perubahan: Mendorong terciptanya perubahan yang positif.
* Sebagai Cadangan Kekuatan: Menjadi daya tahan untuk masa depan bangsa.
* Sebagai Penjaga Nilai Moral: Mempertahankan prinsip Pancasila.
* Sebagai Pengawas Sosial: Memantau dan mengawasi jalannya pemerintahan.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, mahasiswa dianjurkan untuk menerapkan beberapa strategi, seperti:
* Meningkatkan Literasi Digital: Memeriksa kebenaran informasi, menggunakan platform pengecekan fakta, serta menyebarkan berita yang positif.
* Mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan: Menghadiri berbagai diskusi, workshop, dan seminar yang berkaitan dengan kebangsaan.
* Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial Budaya: Aktif dalam acara budaya, kegiatan bakti sosial, dan event tradisi lokal untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.

"Sistem Pendidikan Tinggi"
Pemateri: Amika Wardana, S.Sos.,MA.,Ph.D.

Materi presentasi ini membahas peran penting perguruan tinggi dalam membangun bangsa, terutama dalam menghadapi tantangan di masa depan. Presentasi dimulai dengan data angka partisipasi kasar pendidikan tinggi, yang menunjukkan peningkatan besar dari 10,06% pada tahun 2011 menjadi 33,94% pada tahun 2024, dengan target mencapai 60% pada tahun 2045.
Selanjutnya, materi ini menjelaskan perkembangan pendidikan tinggi, mulai dari tradisi lama seperti Akademi Plato hingga model modern seperti model Humboldt yang menggabungkan riset dan pengajaran. Pendidikan tinggi modern juga dianggap sebagai alat negara yang menjadikan akses pendidikan lebih merata dan menjadi investasi untuk pengembangan sumber daya manusia. Organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah memiliki peran penting dalam hal ini. Mereka telah mendirikan lebih dari 163 institusi perguruan tinggi di seluruh Indonesia, menjadikannya jaringan perguruan tinggi swasta terbesar di negeri ini. Dari jumlah tersebut, 19 perguruan tinggi telah mendapatkan akreditasi "Unggul."

Sebagai mahasiswa, ada beberapa cara untuk tumbuh dan berkontribusi:
* Akademik: Ikut kuliah, praktikum, dan penelitian.
* Non-akademik: Bergabung dalam organisasi (BEM, UKM), mengembangkan hobi, dan membangun jaringan sosial.
* Pengembangan diri: Menguasai ilmu, melatih berpikir kritis, serta mempersiapkan diri untuk karier dan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun