Mohon tunggu...
Muhamad Ilham Afriliando
Muhamad Ilham Afriliando Mohon Tunggu... M ahasiswa Universitas Pamulang

Halo! Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Pamulang, Program Studi Akuntansi Perpajakan. Saya memiliki minat besar dalam dunia perpajakan dan akuntansi, serta senang berbagi pengetahuan dan pandangan seputar topik tersebut. Selain aktif dalam kegiatan akademik, saya juga gemar berolahraga dan menjalani gaya hidup sehat, karena saya percaya bahwa tubuh yang sehat akan mendukung pikiran yang produktif. Melalui tulisan di Kompasiana, saya ingin menginspirasi, berdiskusi, dan terus belajar bersama pembaca lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pajak : Antara Kewajiban dan Kepercayaan Publik

18 Mei 2025   21:29 Diperbarui: 18 Mei 2025   21:29 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pajak merupakan tulang punggung pendanaan negara yang berperan vital dalam membiayai pembangunan, pendidikan, kesehatan, dan berbagai layanan publik lainnya. Sebagai warga negara, membayar pajak adalah kewajiban konstitusional sekaligus bentuk partisipasi aktif dalam membangun bangsa. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa kesadaran dan kepatuhan pajak masyarakat masih menjadi tantangan besar, terutama di kalangan pelaku usaha mikro hingga masyarakat kelas menengah.

Salah satu akar masalah rendahnya kepatuhan pajak adalah soal kepercayaan publik terhadap pemerintah. Banyak warga yang merasa ragu apakah dana pajak yang mereka setorkan benar-benar digunakan secara transparan dan tepat sasaran. Kasus-kasus korupsi, penyelewengan anggaran, serta gaya hidup mewah sebagian pejabat publik menambah panjang daftar alasan masyarakat untuk bersikap skeptis. Dalam konteks ini, kepatuhan pajak tak bisa hanya ditegakkan dengan aturan dan sanksi, tetapi juga dengan membangun kepercayaan. 

Kepercayaan publik terhadap sistem perpajakan sangat dipengaruhi oleh transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap rupiah yang dikumpulkan dari pajak kembali ke masyarakat dalam bentuk layanan publik yang berkualitas. Ketika masyarakat melihat hasil nyata dari kontribusinya --- seperti jalan yang baik, pendidikan yang terjangkau, dan pelayanan kesehatan yang memadai --- maka membayar pajak akan dianggap sebagai bentuk kontribusi, bukan beban.

Selain itu, edukasi pajak juga perlu ditingkatkan. Masih banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana sistem perpajakan bekerja, hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak, serta manfaat langsung dan tidak langsung dari pajak. Program literasi pajak yang menyasar pelajar, mahasiswa, dan pelaku usaha kecil dapat menjadi strategi jangka panjang dalam membangun budaya pajak yang sehat dan berkelanjutan.

Pada akhirnya, membayar pajak bukan hanya soal kewajiban administratif, melainkan juga soal kepercayaan. Pemerintah dan masyarakat harus berjalan beriringan --- satu sisi membangun sistem yang adil dan transparan, sisi lainnya menumbuhkan kesadaran bahwa pajak adalah investasi bersama untuk masa depan bangsa. Tanpa kepercayaan, kewajiban akan terasa sebagai paksaan. Tetapi dengan kepercayaan, kewajiban bisa berubah menjadi kebanggaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun