Mohon tunggu...
Muhamad Rafli
Muhamad Rafli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Bahasa dan Sastra Arab

hobi saya membaca tentang buku-buku keislaman dan menonton video ceramah islami

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peningkatan Literasi Keagamaan sebagai Solusi Perpecahan Umat

1 Juli 2022   21:19 Diperbarui: 1 Juli 2022   21:21 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang terdiri dari berbagai macam kelompok dan aliran yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut merupakan sebuah sebuah keniscayaan dan rahmat dari Allah Swt. Akan tetapi, pada realitanya hari ini perbedaan tersebut justru mendatangkan permusuhan dan perpecahan antar sesama umat muslim. Berbicara tentang perpecahan umat, Rasulullah Saw pernah bersabda:

Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang terdiri dari berbagai macam kelompok dan aliran yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut merupakan sebuah sebuah keniscayaan dan rahmat dari Allah Swt. Akan tetapi, pada realitanya hari ini perbedaan tersebut justru mendatangkan permusuhan dan perpecahan antar sesama umat muslim. Berbicara tentang perpecahan umat, Rasulullah Saw pernah bersabda:

": "

Artinya: "Sesungguhnya Kaum Yahudi dan Nasrani berpecah belah dalam agama mereka menjadi tujuh puluh dua kelompok, dan sesungguhnya ummat ini akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga kelompok, semuanya masuk neraka, kecuali satu, yaitu al-Jamaah."

Dalam Hadits di atas secara implisit Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa pada suatu hari kelak akan terjadi perpecahan pada tubuh umat islam. Maksud hadits di atas bukan berarti memberikan dukungan dan pemakluman terhadap perpecahan umat. Akan tetapi justru mengingatkan kita untuk memperkuat kesatuan dan persatuan antar sesama muslim. Terdapat banyak hal yang menjadi sebab terjadinya perpecahan umat salah satunya adalah kebodohan. Kebodohan merupakan penyakit yang sulit disembuhkan dan pada saat yang sama dapat menimbulkan benih-benih perpecahan. Kebodohan yang dimaksud diatas adalah kebodohan terhadap bidang agama baik dalam masalah aqidah ataupun syariah. Kebodohan dalam bidang agama setidaknya disebabkan oleh 3 hal:

1. Menuntut ilmu bukan langsung dari sumbernya

Di zaman modern ini akses terhadap ilmu pengetahuan sangatlah mudah. Banyak dari umat islam khususnya para pemuda muslim yang belajar hanya melalui media sosial saja. Metode belajar seperti ini tentunya sangat berbahaya karena bisa jadi apa mereka baca, lihat, dan dengar itu salah. Selain itu ditakutkan bahwa mereka akan salah paham terhadap apa mereka pelajari tersebut. Para ulama terdahulu mengajarkan bahwa proses menuntut ilmu harus dilakukan secara tatap muka. Melalui meode tersebut guru dan murid dapat berinteraksi dengan lebih baik dan pemahaman para murid pun akan sesuai dengan gurunya. Melalui metode ini juga keaslian ilmu tersebut tetap terjaga dan terlindung dari segala kesesatan.

2. Melepaskan diri dari ulama

Fenomena yang terjadi pada zaman ini adalah umat lebih tertarik kepada para pendakwah kondang dibandingkan para ulama. Mereka menjadikan para da'i kondang tersebut sebagai panutan dan imam dalam segala hal tentang agama. Padahal pada kenyatannya para da'I tersebut belum tentu seorang yang betul-betul ahli dalam bidang agama. Seringkali mereka hanyalah orang-orang yang memiliki kemampuan public speaking yang baik dan penguasaan mereka terhadap  ilmu-ilmu agama sangatlah terbatas. Hal yang menjadi persoalan adalah ketika mereka berfatwa menurut pemikiran mereka pribadi tanpa mengikuti metode berfatwa yang telah ditentukan semata-mata untuk menjaga popularitas. Hal seperti ini harus dicegah dan tidak boleh dibiarkan karena akan menimbulkan kerusakan yang sangat banyak sebab segala persoalan agama diputuskan sesuai hawa nafsu bukan berdasarkan pada Al-Qur'an dan sunnah.

3. Belajar hanya melalui kitab-kitab tanpa bertalaqqi

Redaksi kata-kata dalam sebuah kitab seringkali bersifat umum dan multitafsir. Oleh karena itu menjadi penting bagi kita untuk belajar kepada para ulama dengan cara bertalaqqi langsung kepada mereka. Para ulama tersebutlah yang memahami betul maksud setiap kata dalam kitab tersebut dan tentunya pemahaman mereka akan lebih selamat daripada kita. Adapun dalam halnya memilih guru untuk bertalaqqi kita harus memastikan bahwa mereka memilki sanad keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun