Mohon tunggu...
muhalbirsaggr
muhalbirsaggr Mohon Tunggu... Guru sekaligus Operator/telah menulis Buku Antologi Jejak Pena dan Lukisan Rasa

Saat ini giat Menulis/orangnya pendiam-pekerja keras/konten favorit aku adalah Karya Fiksi/Non Fiksi, Inovasi pendidikan, Puisi serta perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hijau yang Menyembuhkan: Rahasia Daun Cocor Bebek

14 Oktober 2025   05:37 Diperbarui: 14 Oktober 2025   05:37 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman Cocor Bebek di Halaman Sekolahku (M.2025)

Hijau yang Menyembuhkan: Rahasia Daun Cocor Bebek
Karya: Muhalbir

1. Desa yang Dihiasi Hijau
Di pinggir Desa Labuaja, terdapat rumah sederhana beratap seng dan halaman luas yang ditumbuhi aneka tanaman. Di antara deretan bunga kertas, lidah buaya, dan pandan wangi, berdiri kokoh rumpun tanaman berdaun tebal berwarna hijau muda---Cocor Bebek.
Bagi banyak orang di desa itu, Cocor Bebek hanyalah tanaman hias atau peneduh pot di jendela. Namun bagi Pak Rahmat, seorang guru biologi di SMP setempat, tanaman itu seperti sahabat lama yang menyimpan rahasia yang belum semua orang mengerti.

"Lihat, Lila," ujarnya suatu pagi kepada anak perempuannya yang berusia sepuluh tahun. "Daun ini bisa hidup meski terputus dari batangnya. Bahkan, dari ujung daunnya bisa tumbuh tunas baru. Itu artinya, ia menyimpan kehidupan di dalam dirinya."

Lila memandang kagum.
"Seperti Ibu ya, Pak, yang selalu menumbuhkan semangat meski sedang sakit?"
Pak Rahmat tersenyum getir. Istrinya, Bu Mira, memang sudah beberapa bulan terbaring karena infeksi kulit yang tak kunjung sembuh. Berbagai salep dan obat dari puskesmas telah dicoba, tapi luka di tangannya tetap merah dan perih.

2. Ketika Harapan Tersisa di Daun
Suatu sore, saat hujan baru reda dan udara lembab menebar aroma tanah, Pak Rahmat duduk di teras rumah dengan buku catatan dan kaca pembesar. Ia mengamati daun Cocor Bebek yang baru dipetik.

"Ada getah bening di dalamnya, Lila. Ini seperti cairan pelindung," katanya sambil mencatat.

"Pak mau meneliti lagi?" tanya Lila polos.
"Ya, Nak. Ilmu bukan hanya milik laboratorium di kota. Alam sekitar pun bisa jadi tempat belajar."
Lila tersenyum kecil. Ia suka melihat ayahnya menulis dan mengamati. Kadang ia ikut menggambar bentuk daun itu di kertas. Setiap helai tampak seperti hati kecil manusia.

Malam itu, Pak Rahmat membuka buku-buku lama miliknya. Salah satu di antaranya berjudul Ethnobotany of the Archipelago. Ia membaca tentang manfaat Cocor Bebek: sebagai penurun panas, penyembuh luka, bahkan antiinflamasi. Tapi ia tahu, teori saja tak cukup. Ia perlu bukti nyata.

Di bawah lampu minyak, ia menyiapkan larutan sederhana dari getah daun Cocor Bebek yang dihaluskan, lalu dibungkus dengan kain bersih. Esok harinya, ia menempelkannya lembut di luka tangan istrinya yang membandel itu.

"Bismillah," ucapnya lirih, menatap wajah Bu Mira yang tertidur.

3. Tanda Kehidupan Baru
Tiga hari kemudian, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Luka di tangan Bu Mira tampak mengering. Rasa nyerinya berkurang, dan kulit mulai tumbuh halus di sekitarnya.
Lila berlari kegirangan ke sekolah sambil menceritakan bahwa "Ibu sembuh karena daun ajaib!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun