Mohon tunggu...
muhalbirsaggr
muhalbirsaggr Mohon Tunggu... Guru sekaligus Operator/telah menulis Buku Antologi Jejak Pena dan Lukisan Rasa

Saat ini giat Menulis/orangnya pendiam-pekerja keras/konten favorit aku adalah Karya Fiksi/Non Fiksi, Inovasi pendidikan, Puisi serta perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hijau yang Tersisa di Halaman Rumah Kami

8 Oktober 2025   06:07 Diperbarui: 8 Oktober 2025   06:07 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hasil pemeriksaan keluar dua hari kemudian. Dokter menatap Siti dengan wajah serius.

"Ibu, Bapak Rahman menderita kanker usus besar stadium tiga."

Dunia seperti berhenti berputar bagi Siti. Kata "kanker" itu seolah menutup semua pintu harapan yang ia punya.

3. Perjuangan di Tengah Keterbatasan
Rahman tidak punya banyak tabungan. Uang hasil panen hanya cukup untuk makan dan sekolah Alya. Biaya pengobatan kanker terlalu besar. Dokter menyarankan kemoterapi, tapi jarak rumah mereka jauh dan biaya transportasi saja sudah berat.

Siti sempat pasrah, tetapi Alya tidak.

Alya yang saat itu sedang kuliah di fakultas biologi di kota kecil dekat desa mereka, mulai mencari tahu tentang pengobatan alternatif alami. Ia membaca jurnal-jurnal sederhana di perpustakaan kampus. Di salah satu artikel ilmiah, ia menemukan sesuatu yang membuatnya berhenti membaca lama:
"Annona muricata L. --- atau daun sirsak --- mengandung acetogenin, senyawa aktif yang terbukti secara ilmiah memiliki potensi antikanker."

Alya pulang membawa secercah harapan.

"Bu, daun sirsak itu ternyata bukan sekadar daun. Banyak penelitian menunjukkan ekstraknya bisa menghambat pertumbuhan sel kanker. Aku ingin mencoba membuat ramuan untuk Ayah."

Siti memandangi anaknya dengan ragu. "Apa kamu yakin, Nak? Jangan sampai malah membahayakan."

"Aku akan hati-hati, Bu. Aku tidak mau hanya diam."

4. Ramuan dari Halaman Rumah
Hari-hari berikutnya, Alya mulai meneliti sendiri di rumah. Ia mengambil daun sirsak yang masih muda---sekitar sepuluh lembar---mencucinya bersih, lalu menjemurnya sebentar di bawah sinar matahari pagi sebelum merebusnya dalam dua gelas air hingga tersisa satu gelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun