Mohon tunggu...
muhalbirsaggr
muhalbirsaggr Mohon Tunggu... Guru sekaligus Operator/telah menulis Buku Antologi Jejak Pena dan Lukisan Rasa

Saat ini giat Menulis/orangnya pendiam-pekerja keras/konten favorit aku adalah Karya Fiksi/Non Fiksi, Inovasi pendidikan, Puisi serta perjalanan wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekadar Nanya, Ramai Tak Bermakna

27 Juli 2025   14:40 Diperbarui: 27 Juli 2025   14:43 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sindiran terhadap kata ROHANA  (M.2025)

Sekadar Nanya, Ramai Tak Bermakna
Karya: Muhalbir

Di sebuah sekolah dasar yang cukup terkenal di kota, para guru sedang aktif berdiskusi dalam sebuah grup WhatsApp bernama "KKG PAI Ujung Pandang". Grup itu biasanya ramai menjelang kegiatan besar, seperti lomba keagamaan atau pelatihan guru. Tapi pagi itu, suasana grup mendadak riuh gara-gara satu kata: ROHANA.

"Eh, kalian sudah baca status Bu Rita soal ROHANA itu?" tulis Pak Hafid di grup.

"Hahaha iya! Aku ngakak pas baca: Rombongan Hanya Nanya-nanya," balas Bu Tia.
"Tapi itu benar lho, banyak yang nanya ini-itu terus ngilang. Giliran dikasih info lengkap, malah silent," tulis Bu Neni sambil menyisipkan emotikon tangan di dagu.

Di tengah keramaian itu, masuklah pesan dari Pak Darlan, guru paling senior. "Anak zaman sekarang bilangnya 'Rohana', zaman saya dulu itu 'Rojali'---Rombongan Jangan Lupa Izin. Nanya mulu tapi lupa etika." Jaringan Pak Darlan.

Semua tertawa. Tapi diskusi itu ternyata menyebar ke lingkungan murid dan bahkan masyarakat. Fenomena itu jadi bahan pembicaraan---bukan hanya sebagai candaan, tapi juga refleksi.

Di kelas 6A, Ibu Farah sedang menjelaskan pelajaran akidah akhlak. Salah satu siswanya, Rafi, tampak gelisah.

"Bu, saya lihat kakak saya bikin status soal ROHANA, itu siapa Bu? Orang terkenal ya?" tanya Rafi polos.

"Hehe, bukan orang, Rafi. Itu istilah baru di media sosial. Artinya, orang-orang yang ramai bertanya tapi nggak benar-benar ingin tahu atau peduli. Cuma numpang ribut aja," jelas Ibu Farah sabar.

"Ooh... kayak temanku si Budi, tanya PR terus, tapi giliran disuruh kerjain bareng, dia bilang sibuk..." ucap Rafi

Teman-teman sekelas tertawa. Ibu Farah ikut tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun