Di Balik Pilar Masjid Al-Ikhlas Pantai Biru Masagenae(Liburan Sekolah dalam Harmoni Laut dan Iman)
Karya: Muhalbir
Langit Juli membuka tirai liburan sekolah,
Pantai Masagenae menyambut tamu dari utara hingga selatan,
suara tawa berlarian menyatu dengan desiran ombak,
menyemai kisah dalam pasir dan langkah anak-anak riang.
Di bawah kazebo kecil beratap seng berderit,
remaja menyanyi dengan mic ditangan,
lagu cinta, lagu rindu, lagu kampung halaman,
menjadi irama latar bagi laut yang tak pernah bosan.
Anak-anak menaiki perahu bebek warna-warni,
mengayuh harapan sambil sesekali terjatuh tertawa,
sementara yang lain membangun benteng dari pasir,
berlomba menaklukkan gelombang kecil yang nakal.
Penjual keliling lewat membawa rasa:
es krim kelapa, kacang rebus, dan kerupuk ikan,
suara mereka bersahut-sahutan seperti seruan pasar,
namun penuh senyum, bukan sekadar jualan, tapi silaturahmi.
Tiba-tiba azan Dhuhur memecah gemuruh siang,
dari menara Masjid Al-Ikhlas yang setia mengingatkan,
satu per satu, gelak tawa berhenti, musik dihentikan,
langkah kaki perlahan berbelok menuju rumah Allah.
Pasir disapu dari kaki, senyum disimpan sejenak,
perahu ditambat, jualan ditinggal sementara,
masing-masing datang mengisi shaf yang teduh,
di bawah langit yang menyaksikan ketaatan di tengah wisata.
Di balik pilar masjid yang bersandar pada waktu,
berkumpul mereka yang sadar akan arah,
menjadikan liburan bukan sekadar hiburan,
tetapi perjalanan kecil menuju kedamaian dan berkah.
Setelah salam terakhir dilafazkan bersama,
pantai hidup kembali --- tapi lebih lembut nadanya,
karena di Masagenae, liburan bukan hanya cerita indah,
tapi juga tentang sujud yang menyentuh jiwa.
Makassar, 16 Muharam 1447 H
Â