Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jaga Mulut dan Tangan: Manifestasi Pribadi Nabi Muhammad SAW

19 Oktober 2021   23:29 Diperbarui: 19 Oktober 2021   23:42 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pribadi yang baik dan akan menjadi manusia pilihan adalah mereka yang selalu bisa menjaga mulut dan tangannya.  Ketika manusia memiliki pengendalian diri dalam berbicara dan aktivitas gerak tangan akan berdampak pada kebaikan jika dibandingkan dengan mereka yang tidak bisa melakukan hal tersebut.  

Momen Maulid Nabi 2021 merupakan sebuah saat yang tepat untuk menyampaikan nasehat bahwa diri lebih baik untuk selalu menjaga mulut dan tangan.

Sebuah nasehat yang sering kita dengan dalam peribahasa "lebih baik diam dari pada berkata dusta dan lebih baik tidak beraktivitas dari pada membuat kerusakan" memiliki makna yang dalam ketika ini dihubungkan dengan pribadi Muhammad SAW.    Mengapa demikian? Karena maulid nabi merupakan dua buah peristiwa besar yang terjadi bersamaan yaitu peristiwa kelahiran dan peristiwa wafatnya beliau.   

Dua peristiwa besar ini ibarat diri melihat sebuah pertunjukan yang bisa kita ambil makna atau hakekatnya dalam bentuk tujuan beliau untuk dilahirkan dan nilai-nilai apa yang ditinggalkan. Jaga tangan dan mulut adalah sebuah kalimat yang tepat yang memiliki hubungan dengan dua hal tersebut.  

Hal ini dikarenakan mulut dan tangan adalah merupakan organ vital atau indera bagi diri manusia yang bisa membuat kebaikan ataupun keburukan dalam kehidupan di dunia ini.  Gambaran hubungan antara tangan dan mulut dengan "adanya" Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:

Pertama, Jaga tangan. Jaga tangan ini berarti bahwa diri sebagai manusia harus selalu berhati hati dalam melakukan aktivitas dalam kehidupan.  Ketika diri manusia tidak mampu menjaga tangannya dalam hidup maka dampaknya adalah sebuah tindakan yang menyebabkan ketidakseimbangan kehidupan baik untuk dirinya sendiri, sesama manusia atau alam semesta ini.

Seperti kita ketahui bahwa Muhammad SAW di lahirkan dengan misi khusus yaitu untuk memperbaiki akhlak manusia dan untuk rahmat seluruh alam.  Ketika akhlak atau pribadi manusia menjadi baik maka aktivitas dalam kehidupannya pun akan selalu menimbulkan kebaikan untuk dirinya sendiri maupun untuk alam semesta. Aktivitas  kehidupan diri  akan terwakili dengan tangan manusia itu sendiri.

Jaga tangan bukan berarti diri kita berat tangan atau malas dalam beraktivitas. Namun memiliki makna bahwa keinginan diri untuk selalu membantu orang lain yang perlu mendapatkan bantuan atau berbuat untuk tujuan kebaikan.  

Ringan tangan ini akan dapat terwujud jika diri manusia memiliki kepribadian yang baik akibat dari cerminan akhlakul kharimah (akhlak yang baik).  Dampak dari ringan tangan ini adalah sebagai bentuk penyeimbangan diri dalam kehidupan untuk dirinya sendiri atau pun dengan alam semesta.

Suri tauladan Nabi adalah bagaimana beliau membantu sesama manusia dan tidak mengenal apakah itu sahabat, kaumnya dan untuk alam semesta ataupun tidak segan dirinya membantu musuhnya sendiri.  Sifat ringan tangan yang demikian selalu beliau ajarkan kepada umat muslim tidak hanya secara lisan melainkan dengan tindakan langsung turun ke lapangan.  

Ringan tangan yang demikian merupakan bentuk jaga tangan diri nabi yang menjaga dari sifat kemalasan dalam bekerja dan merupakan implementasi pembelajaran dari dilahirkannya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. 

Kedua, Jaga mulut. Jaga mulut ini berarti bahwa diri kita disuruh selalu diam.  Akan tetapi diri harus selalu berhati-hati dalam mengucapkan kata agar tidak memiliki akibat yang kurang baik.  Jaga mulut dalam pemahaman umum diartikan diri harus selalu berkata yang baik dan bukan berkata kotor ataupun berkata yang menimbulkan mudhorat yang kurang baik bahkan sampai menimbulkan fitnah.

Jaga mulut diperlukan jika diri hanya mengucapkan kata-kata yang tidak pantas atau ucapan yang tidak ada makna.  Dalam hal ini dingatkan bahwa kata kata kotor dan tidak memiliki makna dalam Al Qur'an sebagai sebuah kehidupan manusia yang penuh sendau gurau.   

Karena Tuhan sudah memprediksi dan mengetahui bahwa manusia dalam berbicara nantinya akan selalu berbuat demikian sehingga lupa akan tugasnya.

Kata-kata kotor dan tanpa makna akan menimbulkan perselisihan dan permusuhan diantara manusia bahkan sampai membuat kerusakan alam.  Ketika ini terjadi maka manusia akan terpenjara dalam ego diri dan semua ini diakibatkan diri tidak memiliki akhlak yang baik.  Maka akibatnya hidup manusia akan jauh dari keseimbangan kehidupan.

Pribadi Muhammad SAW yang selalu menjaga mulut dan berbicara seperlunya adalah menunjukkan implementasi dari kepribadian yang baik karena dirinya menjadi suri tauladan bagi manusia.  

Kepribadian yang baik beliau ini menjadi sebuah konsep diri untuk menjalankan tugas sebagai rasul yang tercermin pada sifat jujur, amanah, fathonah dan tabligh.  Ketika beliau memiliki sifat-sifat tersebut maka diam atau "jaga mulut" beliau lakukan agar dapat mengemban tugas dari Tuhan.

Maka sebagai hikmah dari jaga mulut ini bagi diri kita dengan menurunkan nilai dari sifat-sifat nabi adalah: Sifat kejujuran. sifat ini  akan dapat dilakukan jika diri hemat dalam berbicara dan berkata sesuatu yang perlu dan benar.  Sifat dusta akan semakin terhindar jika diri mampu jaga mulut dan diikuti dengan memiliki pribadi yang baik.  

Ketika diri tidak bisa jaga mulut maka diri akan banyak omong dan akan terbiasa melebihkan kata-kata yang berakibat perkataan kita bisa menambahi atau mengurangi makna dari pembicaraan.

2) Sifat amanah akan dapat diembannya jika diri kita bisa jaga mulut.  Ketika diri tidak bisa menjaga mulut maka diri akan banyak bercerita kepada orang lain tentang amanah yang diembannya.  Banyaknya omongan ke orang lain bisa mengakibatkan diri lupa akan amanahnya atau malah mungkin tidak mau untuk melaksanakan amanah yang diembannya akibat diri tidak bisa jaga mulut.

3) sifat fathonah yang berarti cerdas atau bijaksana.  Orang yang cerdas biasanya hemat dalam bicara dan mampu menahan mulutnya untuk berbicara.  Dan orang yang bijaksana pun juga sama artinya diri yang terkenal bicara seperlunya karena setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah kata-kata yang penuh makna. 

 Ketika diri sebagai orang cerdas atau bijaksana akan tetapi karena dalam keseharian adalah orang yang banyak omong maka kata-kata yang benar dianggap sebagai sebuah sendau gurau.

4) Sifat Tabligh yang berarti menyampaikan.  Sebagai seorang yang memiliki tugas sebagai penyambung kata maka jaga mulut adalah hal utama yang dilakukan.  Hemat bicara dan diam adalah strategi yang pas untuk orang yang bertugas untuk menyampaikan perintah atau berita.  

Akan sangat berbahaya jika diri sebagai penyampai tetapi tidak bisa jaga mulut karena akan menyampaikan sesuatu yang seharusnya tidak perlu disampaikan dan dapat menimbulkan kesimpangsiuran berita atau perintah.

Semoga makna jaga mulut dan tangan selalu bisa kita lakukan agar diri bisa menjaga keseimbangan kehidupan.  Dengan keseimbangan ini maka diri akan menjadi pribadi yang baik dan mampu menjalankan tugas dari Tuhan Sang Pencipta manusia.

Magelang, 19/10/2021

Maulid Nabi 2021, Jaga mulut dan tangan. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun