Mohon tunggu...
MuhHazairin
MuhHazairin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Financial Planner | Suka cerita tentang film | Suka cerita tentang buku | Penyuka Fotografi | Suka Makan | Apalagi Travelling

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

2-0 Untuk Malaysia

2 September 2010   14:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:30 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_247490" align="alignleft" width="300" caption="Indonesia VS Malaysia (deka.web.id)"][/caption]

Hari ini terasa panas diberbagai media, reaksi keras terhadap isi pidato Presiden RI semalam yang intinya sangat lemah dan tidak merasa harga diri bangsa sedang di injak-injak menjadikan banyaknya keprihatinan masal terhadap lemahnya respon tantangan keras malaysia menjadikan antiklimaks dari kepercayaan rakyat terhadapa kepemimpinan SBY yang cenderung lamban bereaksi, padahal sebagian besar rakyat negeri ini tidak terima harga diri bangsa ini di injak-injak untuk kesekian kalinya oleh malaysia..ironis memang

Kemarin saya membacca Tulisan Saudara Wening yang katanya merupakan ketua organisasi Merah putih yang ada di Malaysia yang mengibarkan bendera merah putih Indonesia pada hari Kemerdekaan negeri ini, wah harus saya akui tulisan itu sangat inspiratif sekali terbukti melalui postingan pertamanya di kompasiana saudara Wening meraup 30 Ribu pembaca..rekor yang pantas untuk ulasannya yang sangat bagus..

tetapi Tulisan ini ditantang oleh saudara Haz Algebra dengan mengatakan bahwa pelajar di Indonesia telah dieksekusi atau dengan kata lain telah terbeli oleh nasionalismenya hanya dengan diberikan kesempatan untuk mengibarkan bendera merah putih dan fasilitas pendidikan yang memadai di malaysia...kalau saya berpendapat..analisa ini bisa sedikit benar kalau mengkajinya dengan cara-cara kapitalisme melemahkan pengaruh sesorang atau sebuah negara..

Dari berbagai komen yang ada di dua tulisan ini banyak komentar yang sepakat atau tidak sepakat, bahwa cara perang dapat merusak citra kita sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi adat ketimuran, atau yang sepakat rata-rata berpendapat bahwa ini masalah harga diri sebuah bangsa yang tanpa kompromi harus dibela sampai titik darah penghabisan..sama-sama benar memang...dan kita sebenarnya menempuh cara-cara tersebut masing-masing seperti memakan buah simalakama..

Karena apabila kita memilih jalan perang, pertimbangan investasi Malaysia ke Indonesia, TKI dan Pelajar yang jumlahnya ribuan di malaysia sana, menjadikan cara perang akan sedikit merugikan bagi warga negara Indonesia yang ada di malaysia sana, dan apabila kita tetap diam tanpa merespon dengan kekuatan perang dan diplomasi yang tegas menjadikan bangsa ini akan terus di injak-injak harga dirinya oleh Malaysia..mengingat semua perlakuan buruk malaysia yang mengaku sebagai saudara serumpun tapi mengambil hak saudaranya..seni, Budaya dan wilayah kedaulatan kita merupakan hal-hal yang kita tau dilecehkan oleh malaysia..

Saya harus mengakui hak-hak warga negara yang ada di Malaysia merupakan satu hal yang perlu dipertimbangkan, karena dengan kekuatan Militer, mereka akan tersakiti, tapi bukan berarti TKI dan Pelajar yang ada di sana menjadikan ini sebagai satu hal yang membuat bangsa ini dilematis untuk menggempur Malaysia, apakah dengan mengibarkan bendera merah Putih di malaysia pada saat kemerdekaan kita merupakan satu hal yang prestisius, mungkin benar yang dikatakan saudara Haz bahwa angin surga yang diberikan Malaysia kepada pelajar Indonesia merupakan suapan terhadap kaum Intelektual agar takluk pada negara itu, sedangkan coba kita lihat nasib TKI di Malaysia ?? Sangat berbanding terbalik dengan Nasib Para TKI kita, disiksa, diperkosa merupakan gambaran umum TKI kita di Malaysia..

Unjuk gigi dengan kekuatan perang merupakan strategi pertama yang harus dilancarkan bangsa ini seharusnya, karena dengan kekuatan Militer tersebut akan menjadikan perundingan Diplomasi akan berpihak ke kita, LOGIKANYA..KITA YANG DISERANG KOK KITA YANG MINTA PERUNDINGAN ??? BALAS MENYERANG DULU AGAR MEREKA MINTA BERUNDING...karena yang salah mereka bukan kita, mana ada orang yang benar minta berunding duluan.. GAK LOGIS...seorang pencuri masuk ke rumah kita mana mungkin kita beri ampunan karena hanya untuk mempertahankan citra kita sebagai Tuan Rumah yang ramah ??? dia harus di beri pelajaran dulu selanjutnya dia bisa meminta berunding karena menyesali perbuatannya dan berjanji tak akan mengulangi perbuatannya...itu baru ramah yang sebenarnya..dan semua warga negara harus mengerti itu seharusnya

dan kita sebagai warga negara janganlah menjadikan ini sebagai sebuah perbedaan yang bisa memecah belah kita, tetapi perbedaan pendapat itu menjadikan kita mendapatkan rumusan yang jitu agar negara ini punya banyak pilihan untuk menyelesaikan konflik ini..kok yang jadi perang itu antar warga negara indonesia ya ??? kita masing-masing punya kepentingan, tetapi bangsa ini harus berdaulat itu lebih PENTING..

Karena dengan Indonesia tidak memilih jalan Militer sebagai titik solusi awal yang mengarah pada perundingan yang menguntungkan Indonesia sedangkan yang bersalah adalah Malaysia menjadikan Malaysia diatas angin karena mereka pencuri yang tidak teradili bahkan punya bargain mendesak Indonesia yang meminta perundingan sebenranya mereka sudah menang satu langkah....1-0 buat malaysia

sedangkan dengan warga negara yang terbelah mendeskripsikan Harga diri bangsa yang sebenarnya, menjadikan Malaysia kembali diatas angin, bagaimana kita bisa mendesak Presiden untuk mengambil langkah tegas sedangkan kita masih mempertimbangkan kepentingan kita masing-masing kalau harus Perang dengan Malaysia, entah itu bisnis kita, pendidikan kita atau hal yang lain..dan saya harus berkata 2-0 untuk Malaysia..semoga dalam perundingan nanti di Kinabalu ketakutan saya terhadap kemampuan Diplomat kita untuk berbicara ditingkat internasional tidak menjadikan kita kalah 3-0

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun