Mohon tunggu...
Mugniar
Mugniar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mamak Blogger

Ibu dari 3 anak dan penulis freelance yang berumah maya di www.mugniar.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Likupang, Pergi adalah Pulang

23 Februari 2022   13:10 Diperbarui: 23 Februari 2022   13:15 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.kemenparekraf.go.id/ (Foto: Shutterstock/Sony Herdiana)

 

Segala pembangunan terkait infrastruktur dan hal-hal yang mendukung pariwisata Likupang hendaknya memegang teguh AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) sehingga keberadaan Likupang sebagai destinasi wisata yang maju benar-benar ramah lingkungan, khususnya bagi penduduk sekitar Likupang. Jangan ada kisah kearifan lokal yang dikhianati dari Likupang.

Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth Program) mendukung Indonesia dengan segenap bagian-bagian dalam wilayahnya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau yang dapat mengurangi kemiskinan serta memastikan inklusi sosial, kelestarian lingkungan dan efisiensi sumber daya[7].

2. Memberi Kesempatan Kepada Warga Setempat untuk Mengembangkan UMKM

Kesempatan seluas-luasnya diberikan kepada warga lokal untuk mengembangkan UMKM yang bisa mendukung pertumbuhan desa wisata, baik itu berupa cinderamata, makanan khas, dan sebagainya. Penataannya tentunya memperhatikan konsep holistik. Bukan hanya terkait sosial dan ekonomi, namun juga terkait lingkungan dan konsep ekonomi sirkular.

Sumber: https://www.indonesia.travel/
Sumber: https://www.indonesia.travel/

3. Memberi Perhatian pada Isu Lingkungan

Hal kecil berupa pengolahan sampah sudah mulai diperhatikan. Bagaimana pengolahannya, apalagi letak Likupang tak jauh dari laut mengingat peran Indonesia sebagai penyandang gelar penyumbang sampah terbesar kedua di dunia berdasarkan data yang dipaparkan The Economist Intelligence Unit tahun 2017[8] sekaligus penyabet gelar sebagai peringkat tiga negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia sebesar 67,8 juta ton[9]. Jangan sampai ada potensi ke depannya sumbangan sampaha plastik Indonesia berasal dari Likupang.

4. Sistem Pelatihan dan Monev Berkelanjutan Bagi Warga yang Mendukung Pariwisata Likupang

Dunia media sosial berkembang terus. Algoritma semua jenis media sosial dan juga mesin pencari Google juga mengalami perubahan dan perkembangan. Para jagoan internet marketing senantiasa mempelajarinya.

Sebagian dari mereka giat memberikan pelatihan kepada para pelaku UMKM dalam wadah organisasi/instansi/perusahaan besar untuk mendukung peningkatan kapasitas para pelaku UMKM mengingat UMKM terus berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) dari tahun ke tahun. Kontribusi UMKM terhadap PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 7.034,1 triliun pada 2019, naik 22,9% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5.721,1 triliun[10].

Data terbaru yang saya peroleh, dari data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) bulan Maret 2021 menyebutkan bahwa jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun. UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,42 persen dari total investasi di Indonesia[11].

Sangat signifikan, ya? Maka dari itu, perlu upaya berkelanjutan dalam melatih dan membina, serta dalam monitoring, serta mengevaluasi bagaimana para UMKM setempat yang berkomitmen tinggi turut memajukan Likupang di mata dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Gunakan semua platform digital, website atau blog, marketplace, Google My Business, Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok, YouTube, dan sebagainya untuk dipergunakan oleh mereka dalam memasarkan produk dan potensi wisata di Likupang.

5. Likupang, Pergi Adalah Pulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun