Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Darah

18 November 2019   19:14 Diperbarui: 18 November 2019   19:09 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Indonesia adalah tanah tumpah darahku.
Darahku adalah darah kalian.
Kalian adalah darah yang tumpah di tanah
yang membekas di aspal.
Tanah dan aspal adalah saksi bisu
merekam jejak darah kalian yang bercucuran lewat kepala karena diretakkan oleh senjata.
Senjata adalah alat kegeraman yang dimainkan oleh polisi dan tentara ketika menghadapi petani dan mahasiswa.
Petani adalah darah yang mempertahankan lahannya.
Mahasiswa adalah darah yang memperjuangkan suara.

Berapa banyak darahku takkan sebanding dengan darah kalian yang berani berdiri tegak di hadapan senjata, lalu mengoyak-oyak darah-darah sepertiku mendobrak pintu nadiku.

Darah adalah cairan perjuangan yang paling membawa duka.
Duka adalah darah yang berbicara kepada saudara sedarah.

22 September 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun