Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Aku Gagal Sebagai Guru Penggerak

23 Desember 2023   07:32 Diperbarui: 23 Desember 2023   07:35 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pixabay.com gratis 

Ketika Aku Gagal Sebagai Guru Penggerak

Oleh Mugiarni 

Bu Arni, seorang guru SD di Kabupaten Tangerang, sedang mengerjakan soal ujian tahap 1 program guru penggerak. Ia sudah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, mulai dari belajar materi, berlatih mengerjakan soal, hingga mengikuti bimbingan dari mentor.

Hari itu, Bu Arni sedang mengerjakan soal ujian tahap 1 di rumahnya. Ia sudah mengerjakan beberapa soal, dan semuanya terasa lancar. Namun, tiba-tiba, ia menerima telepon dari Pak Polisi  dengan ponsel suaminya, Pak Andi. Pak Andi mengatakan bahwa suami mengalami kecelakaan dan sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Bu Arni terkejut dan langsung panik. Ia bergegas untuk pergi ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, ia mendapati Pak Andi sudah meninggal dunia. Bu Arni sangat terpukul dan tidak bisa menahan tangisnya.

Bu Arni pulang ke rumah dengan perasaan yang sangat hancur. Ia tidak bisa fokus lagi untuk mengerjakan soal ujian tahap 1. Ia hanya bisa duduk di sofa sambil menangis.

Keesokan harinya, Bu Arni kembali mencoba untuk mengerjakan soal ujian tahap 1. Namun, ia masih belum bisa fokus. Pikirannya selalu terbayang wajah Pak Andi.

Bu Arni memutuskan untuk tidak melanjutkan ujian tahap 1. Ia merasa bahwa ia tidak bisa memberikan yang terbaik dalam kondisi seperti ini.

Bu Arni pun memilih menulis  buku novel yang mencurahkan kepedihannya.mentornya untuk memberitahukan keputusannya.

Bu Arni pun mulai menata ruang batinnya. Ia mencoba untuk menerima kenyataan bahwa Pak Andi telah meninggal dunia. Ia juga mencoba untuk menguatkan dirinya untuk melanjutkan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun