Ketika banjir bandang melanda Masamba tahun 2020, ia bergerak cepat. Tak hanya memimpin pembahasan anggaran darurat, Drs. Basir juga turun langsung ke lapangan menemui korban, menyerap aspirasi, dan memastikan bantuan sosial sampai tepat waktu. Kepeduliannya menjadikan DPRD hadir secara nyata di tengah krisis.
Tak kalah penting, ia memberi perhatian besar pada wilayah-wilayah terpencil seperti Seko, Rongkong, dan Baebunta Selatan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan masyarakat pegunungan, ia memperjuangkan pemerataan pembangunan, terutama akses jalan poros Rongkong--Seko yang krusial untuk mobilitas dan distribusi logistik.
Setelah pandemi melumpuhkan sektor ekonomi, Basir menjadi salah satu tokoh yang paling vokal mendorong pemulihan ekonomi bagi UMKM dan petani. Ia mengawal agar bantuan bibit, pupuk, dan permodalan disalurkan tepat sasaran. Basir percaya bahwa kekuatan ekonomi lokal harus dibangun dari bawah, dari tangan-tangan petani dan pelaku usaha kecil yang selama ini menjadi tulang punggung Luwu Utara.
Di tengah semua itu, ia juga sukses menjaga hubungan yang sehat antara eksekutif dan legislatif. Perbedaan pandangan antarfraksi tak membuat DPRD terpecah, justru dijembatani melalui dialog konstruktif. Basir dikenal sebagai juru runding yang tenang dan bijak---menjaga keseimbangan antara fungsi kontrol dan kerja sama dengan pemerintah daerah demi pembangunan yang berkelanjutan.
Mandat partai dan pengunduran diri yang elegan.
Kepercayaan terhadapnya semakin menguat saat DPP Partai Golkar secara resmi memberi mandat kepada Drs. Basir sebagai bakal calon Bupati Luwu Utara dalam kontestasi Pilkada 2024. Mandat tersebut bukan sekadar peluang politik, melainkan bentuk pengakuan atas dedikasi panjang dan rekam jejak pengabdiannya yang telah ia bangun dari akar rumput hingga struktur partai di tingkat atas.
Drs. Basir dikenal sebagai sosok kader yang setia dan berintegritas. Selama bertahun-tahun, ia membuktikan loyalitasnya terhadap Partai Golkar dengan bekerja tanpa pamrih, mengorganisir basis, serta menjadi jembatan antara aspirasi rakyat dan kebijakan partai. Ketika namanya muncul sebagai calon tunggal yang direkomendasikan oleh DPD Partai Golkar Luwu Utara dan diperkuat oleh DPP, banyak pihak melihatnya sebagai simbol kaderisasi yang berhasil.
Namun, dinamika politik menjelang Pilkada 2024 berubah cepat dan tak terduga. Rekomendasi partai yang sebelumnya diberikan kepadanya kemudian beralih. Drs. Basir akhirnya mengundurkan diri sebagai bakal calon Bupati Luwu Utara dan posisinya digantikan oleh Muhammad Fauzi, yang tidak lain adalah suami dari petahana Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani. Pergantian ini memunculkan berbagai spekulasi politik, namun Basir menanggapinya dengan sikap dewasa dan legowo, tanpa menunjukkan sikap kecewa yang berlebihan apalagi menyalahkan pihak manapun.
Yang paling mengesankan dari peristiwa ini adalah konsistensi dan kesetiaan Drs. Basir terhadap Partai Golkar. Meskipun ia tidak lagi menjadi calon, ia tidak menarik diri atau mengambil jarak dari partai. Sebaliknya, ia tetap aktif membantu proses pemenangan partai, mendampingi struktur di daerah, serta menjaga kekompakan kader-kader di bawah. Pengabdiannya menjadi teladan bagi banyak kader muda bahwa loyalitas terhadap partai tidak semata-mata diukur dari jabatan atau pencalonan, melainkan dari ketulusan dalam berjuang bersama, bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun.
Dalam konteks inilah, sosok Drs. Basir patut dikenang bukan hanya sebagai tokoh politik, tetapi sebagai kader sejati yang menempatkan kepentingan partai di atas kepentingan pribadi. Pengunduran dirinya bukan tanda kekalahan, melainkan bukti kedewasaan dan komitmen terhadap cita-cita besar yang telah ia perjuangkan bersama Partai Golkar selama ini.
"Drs. Basir tidak hanya mengukir jejak sebagai Ketua DPRD, tapi juga menanamkan pesan bahwa kekuasaan yang sejati adalah keberanian untuk hadir, mendengar, dan bertindak bagi sesama. Dari akar rakyat hingga ruang sidang parlemen, ia membuktikan bahwa pemimpin sejati lahir dari pengabdian yang konsisten."