Dearest Star
You are still my star even. Look how the world works! Dunia selalu memiliki caranya sendiri untuk menghadirkan suatu kisah. Kamu percaya itu, kan?
Pernah baca buku How The World Works karya Noam Chomsky? Ha ha ha..., Â analisis-analisis Chomsky begitu mendalam mengenai diskriminasi, perdamaian dunia, dan ketidakadilan di negara-negara dunia ketiga benar-benar melampaui zamannya. Teori-teorinya seakan menjadi ramalan jitu, bahwa beginilah cara dunia bekerja. Dan, Chomsky berhasil membuktikannya.
Jika kamu belum membacanya, so you should do it, karena buku ini merupakan kolaborasi dari empat seri Real Story. Bercerita tentang apa yang sesungguhnya diinginkan Paman Sam, sedikit orang yang kaya, tapi banyak yang gelisah, banyak rahasia, kebohongan dari kebaikan-kebaikan yang nampak secara umum. Namun pandangan Chomsky dalam buku ini  lebih mencerahkan ketimbang berita dan analisis teraktual.
Inilah yang saat ini sedang aku pikirkan. Aku tak mau menjadi pembohong, menyimpan rahasia kebohongan yang justru menyakiti diriku sendiri. Aku merenungkan berbulan-bulan sambil menunggu kesembuhan ibuku. Bagaimana hidupku yang selama ini penuh kegelisahan, hambar dan penuh kebohongan.
Entah siapa yang aku bohongi tapi lebih tepatnya aku berbohong pada diriku sendiri. Membohongi perasaanku sendiri. Maka akhirnya aku memutuskan untuk jujur bahwa aku tidak bisa melupakanmu, Aku mencintaimu dengan segala ketidak berdayaanku.
Tapi semua itu harus terkendala karena aku tak bisa mewujudkan semuanya. Aku harus menunggu ibu yang masih harus terus menjalani pengobatan. Sambil menyimpan semua harapku semoga dunia bekerja dengan keadilan yang seadil-adilnya.
Slowly but surely.. Let's see how the world works. Atas ijin Allah, menunjukkan dunia bekerja memang penuh keajaiban. Ibuku akhirnya sembuh, dan beliau juga memberi restu untuk menikahimu dan tinggal di Indonesia. Wow.. It just an amazing dream could be real. I love this beautiful country and also the women who always shine in my heart, you are my lovely star.
Tunggulah aku dalam dua bulan ke depan. Aku akan datang bersama Ibu untuk melamarmu, kita akan menikah, would you?
Masih ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan di sini, aku mohon bersabarlah..
Liebs
Remund Abimas
Lintang membaca berulang-ulang email dari Remund, dengan detak jantung yang  berdegup kencang, gemuruhnya seperti genderang perang. Binar-binar di matanya mulai bersinar, mengukir sebentuk pelangi. Energinya seakan meluap memenuhi setiap inchi aliran darahnya, suatu gairah yang sempat menyusut setelah kecelakaan beberapa bulan lalu.