"Saya mau turun, tampaknya sebentar lagi kabut turun. Mbak Tiar mau ikut turun?" tanyanya sambil melepas pelukan. Aku menoleh pada Dio dan Restu, kedua sahabatku itu mengangguk sepakat.
Aku menuruni puncak kawah dengan perasaan yang lebih ringan, sepertinya bebanku telah terempas. Sepanjang jalan menurun perempuan sepuh itu sesekali menggandeng tanganku. Trek turun memang tidak lebih sulit dari saat mendaki, kami membutuhkan waktu tempuh lebih singkat daripada saat mendaki.
Tiba di pos 3 Bu Yuni pamit dan kembali ke tendanya. Aku memeluknya erat, mengucap sebaris pesan cinta dan terima kasih.
"Semoga kita bisa ketemu lagi di jalur pendakian yang lain ya, Mbak," ucapnya sebelum tubuh tua yang masih kuat itu menghilang dalam tenda. Aku mengangguk dan menatapnya dengan berbagai kecamuk yang menyesak.
"Semoga kita bertemu lagi, bukan cuma aku ... Â kita bertemu di pendakian berikutnya bersama kedua anakku. Â Seperti Bu Yuni yang selalu bersama kedua anak kebanggaannya," janjiku dalam hati. Â Â
Magelang, 20 Agustus 2021