Sejenak mengingat tahun 2011 gelombang tsunami terjadi di negeri sakura Jepang yang memorakporandakan tatanan kehidupan. Demikian juga gelombang tsunami melanda di Aceh tahun 2004 yang meluluhlantahkan wilayah tersebut. Tsunami yang merupakan gelombang besar itu tak terbendungkan. Seperti kisah sejarah pada zaman Nabi Nuh dengan gelombang besar Air Bah(Air Bah "raksasa" dalam bahasa Inggris Great Deluge) merupakan gelombang luar biasa. Menurut catatan sejarah bahwa gelombang besar tersebut melanda, mengguncangkan seluruh dunia, dan menghancurkan kehidupan daratan di permukaan bumi.
Dalam hal ini saya tidak bermaksud mengutarakan tsunami atau air bah, tapi saya ingin menggunakan diksi tsunami dan kedahsyatan peristiwanya untuk menganalogikan dan memersonifikasikan dengan gelombang besar  arus informasi dewasa ini, yakni tsunami informasi. Mulai dari informasi penting, viral, prank sampai bohongan alias hoaks menjadi arus gelombang informasi besar laksana air bah yang tak bendungkan. Bahkan, gara-gara informasi yang tak sesuai sampai urusan dengan yang berwenang terjerat UU ITE.
Tsunami informasi bagaikan tombak bermata dua, satu sisi positif, satu sisi negatif. Pendek kata dibutuhkan sikap selektif. Setidaknya tak sekadar ikut-ikutan "menggoreng" informasi negatif. Yang bedampak suasana makin keruh. Kata pepatah: mulutmu harimaumu. Diam emas, bicara perak, tahu kapan diam dan tahu kapan bicara itu adalah berlian.
Nasihat Imam Nawawi, saya sitasi dalam Kitab Riyadhus Sholihin pada bab husnul khuluq ditegaskan semua insan dibutuhkan karakter baik(Akhlaqulkarimah) sebagai landasan berinteraksi di tengah kehidupan bermasyarakat. Setidaknya tidak menyakiti orang lain baik secara lisan maupun perbuatan fisik(Kafful Adza). Memberikan apa yang kita punya untuk berbagi kepada orang lain berupa harta, benda, ide pemikiran termasuk berbagi informasi positif(Badzlun nada). Bersikap menyenangkan pihak lain untuk tidak bersikap angkuh, sombong(takabur), membanggakan diri (ujub)dst.(Tholaqotul Wajhi). Semoga kita bisa berbagi "informasi yang menyehatkan" masa pandemi ini.