Mohon tunggu...
Mudayat Haqi
Mudayat Haqi Mohon Tunggu... Dosen - BERKARYA DAN BERMANFAAT

Dosen Tetap Stiamak Yayasan Barunawati Biru Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gelombang Tsunami... Tsunami Informasi

27 Januari 2021   17:54 Diperbarui: 27 Januari 2021   18:00 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejenak mengingat tahun 2011 gelombang tsunami terjadi di negeri sakura Jepang yang memorakporandakan tatanan kehidupan. Demikian juga gelombang tsunami melanda di Aceh tahun 2004 yang meluluhlantahkan wilayah tersebut. Tsunami yang merupakan gelombang besar itu tak terbendungkan. Seperti kisah sejarah pada zaman Nabi Nuh dengan gelombang besar Air Bah(Air Bah "raksasa" dalam bahasa Inggris Great Deluge) merupakan gelombang luar biasa. Menurut catatan sejarah bahwa gelombang besar tersebut melanda, mengguncangkan seluruh dunia, dan menghancurkan kehidupan daratan di permukaan bumi.


Dalam hal ini saya tidak bermaksud mengutarakan tsunami atau air bah, tapi saya ingin menggunakan diksi tsunami dan kedahsyatan peristiwanya untuk menganalogikan dan memersonifikasikan dengan gelombang besar  arus informasi dewasa ini, yakni tsunami informasi. Mulai dari informasi penting, viral, prank sampai bohongan alias hoaks menjadi arus gelombang informasi besar laksana air bah yang tak bendungkan. Bahkan, gara-gara informasi yang tak sesuai sampai urusan dengan yang berwenang terjerat UU ITE.


Tsunami informasi bagaikan tombak bermata dua, satu sisi positif, satu sisi negatif. Pendek kata dibutuhkan sikap selektif. Setidaknya tak sekadar ikut-ikutan "menggoreng" informasi negatif. Yang bedampak suasana makin keruh. Kata pepatah: mulutmu harimaumu. Diam emas, bicara perak, tahu kapan diam dan tahu kapan bicara itu adalah berlian.


Nasihat Imam Nawawi, saya sitasi dalam Kitab Riyadhus Sholihin pada bab husnul khuluq ditegaskan semua insan dibutuhkan karakter baik(Akhlaqulkarimah) sebagai landasan berinteraksi di tengah kehidupan bermasyarakat. Setidaknya tidak menyakiti orang lain baik secara lisan maupun perbuatan fisik(Kafful Adza). Memberikan apa yang kita punya untuk berbagi kepada orang lain berupa harta, benda, ide pemikiran termasuk berbagi informasi positif(Badzlun nada). Bersikap menyenangkan pihak lain untuk tidak bersikap angkuh, sombong(takabur), membanggakan diri (ujub)dst.(Tholaqotul Wajhi). Semoga kita bisa berbagi "informasi yang menyehatkan" masa pandemi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun