Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Apa Positifnya Puasa Media Sosial, Bukannya Malah Menjadi Gelombang Tsunami bagi Diri?

30 Maret 2024   07:10 Diperbarui: 30 Maret 2024   09:23 1897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa Positifnya Puasa Media Sosial Bukannya Malah Menjadi Gelombang Tsunami Bagi Diri

Kalau puasa Ramadhan menahan dari makan dan minum serta dari yang membatalkan terhadap pahala puasa sepertinya tidak asing dan kita wajib melakukan hal tersebut jika tidak ingin pahala puasanya terdegradasi lalu bagaimana dengan istilah puasa media sosial ini nampaknya gampang-gampang susah meski secara makna   ada kemiripan yaitu sama-sama menahan (imsak) untuk tidak menggunakan media social.

Pertanyaannya adalah kenapa harus melakukan puasa media sosial, dan bisakah ini dilakukan di saat media social sudah menjadi menu melezatkan dikonsumsi  semua kalangan?

Jawabannya tentu sangat beragam ada yang bisa ada yang tidak bisa karena media social sudah menjadi kebutuhan individu karena itu sebuah benda bernapa hape sulit lepas dari genggaman  karena dalam benda tersebut tersimpan tabung memory informasi sangat  menggoda dari mulai X, Instagram, facebook (FB) TikTok, sehingga seringkali kita tidak terasa saat membuka sudah dua jam mata ini terpapar layar lebih parah lagi kita akan menjadi bingung, linglung jika  benda kecil itu  lepas dari genggaman tangan seolah  dunia terasa sepi karena bagaimanapun hape sudah menjadi sahabat karib yang setia menemani ke mana saja si empunya pergi lho. Bagaimana harus dipisah, bukannya malah menjadi sakit bagi penggunanya?  

Dok. Sukabumi Update
Dok. Sukabumi Update

Namun demikian harus disadari  bahwa media sosial disamping ada positifnya terdapat sisi negatifnya. Jika sering menggunakan media social terkadang saya selalu berpikiran menerka-nerka kegilaan apa yang diakibatkan oleh media social sehingga perlu diwaspadai karena konon jika keseringan akan berakibat fatal bagi penggunanya. Bagaimana tidak akan berdampak buruk kalau faktanya kita tidak bisa lepas dari genggamannya dari mulai akan tidur, bangun tidur, di kantor, saat rapat, bahkan di masjid sekalipun atau dimana saja titik ordinat kita berada.

Tidak bisa lepas dari media social tidak bersentuhan sehari saja  rasanya seperti mau kiyamat. Sebegitu dasyatnya pengaruh media social  bagaimana mau puasa media sosial sementara hati masih merindukannya sebagaimana bait lagu yang dinyanyikan  Mansur S,

"Bagaimana ku melupakan, sementara hatiku rindu, menyesal ku tak memilikimu, sesungguhnya ku membutuhkanmu, terbelenggu aku terbelenggu, tak mampu jauh darimu, tak mampu jauh darimu." Berjudul "Menyesal"

Itulah kira-kira gambaran jika kita puasa media sosial.

Dok. Kopaja71 Kompasianer  DKI Jakarta 
Dok. Kopaja71 Kompasianer  DKI Jakarta 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun