Mohon tunggu...
Muchammad Nasrul Hamzah
Muchammad Nasrul Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Asli

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Film India, dari Penyebaran Ideologi Kiri hingga Lahan Kampanye Politisi

7 Desember 2019   04:58 Diperbarui: 7 Desember 2019   20:59 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Poster film-film Bollywood. (sumber: pixabay.com/judam)

Salah satu scene film ini cukup blak-blakkan, dimana Bhagat Singh yang hendak dihukum mati, digambarkan masih sempat membaca buku karya Lenin. Bhagat Singh, mungkin di Indonesia seperti halnya sosok Tan Malaka dengan berbagai gerakannya.

Beberapa contoh di atas sengaja saya tampilkan bukan untuk menggemakan kembali ideologi komunis. Karena memang saya bukan pengagum dan bahkan penganut gerakan kiri. 

Tujuan menuliskan itu, semata hanya ingin menunjukkan bagaimana film India digunakan sebagai alat untuk menyebarkan ideologi tertentu. Termasuk ideologi komunisme.

Indian Cinema Bollywood. (Vector Stock)
Indian Cinema Bollywood. (Vector Stock)
Lalu darimana asal muasal ideologi ini berkembang? Makhfud Ihwan dalam buku "Aku dan Film India Melawan Dunia" menuliskan satu artikel menarik yang menjawab pertanyaan tersebut. 

Diberi judul "Palu Arit di Film India" dengan mengutip beberapa buku, Artikel itu menjelaskan jika memang ada kaitan antara gerakan Naxalite dengan film India.

Beberapa gerakan Naxalite di India memang melahirkan partai politik, namun, "sempalan" lainnya justru tumbuh dengan berjuang dari unsur kebudayaan dan seni. Maka terciptalah Indian People Theatre Association (IPTA) yang merupakan sayap dari CPI, melahirkan banyak seniman.

Bukan itu saja, banyak aktor, penulis skenario, sutradara yang terpapar paham kiri dan menyebarkan melalui film karena mereka memang dari CPI. Embel-embel partai komunis melekat dalam diri mereka seperti nama Mithun. IPTA di Indonesia bisa kita katakan seperti Lekra-nya India.

Maka tak heran, beberapa film seperti "Halla Bol" karya Rajkumar Santoshi, tanpa ragu terinspirasi cerita dari Safdar Hasmi, seorang aktifis dan sutradara teater yang berafiliasi dengan CPI. 

Atau juga film "Matru ki Bijle ka Mandola" yang dengan terang-terang bermain dengan ideologi maoisme yang menjadi dasar naxalite. Tak sampai disiru, bendera Palu Arit juga berkibar dengan gagah dalam film "Chakravyuh" arahan sutradara Prakash Jha yang dirilis tahun 2012 lalu.

Film India memang menjadi lahan subur bagi para sineas utamanya mereka yang berafiliasi dengan CPI, untuk menyebarkan ideologinya. Sebabnya, masyarakat India sangat mencintai film asli buatan negara mereka daripada kemilau dengan film Hollywood. 

Saya berani bertaruh, ketika film macam The Avengers atau Fast Fuorious dirilis di India bersamaan dengan film Shah Rukh Khan, Salman Khan atau Amiir Khan, maka bisa saya pastikan film Hollywood itu bakal tak laku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun