Masa depan Indonesia tidak ditentukan oleh dikotomi antara hutan dan kebun, tetapi oleh kemampuan kita membangun sinergi. Pemerintah, swasta, petani, akademisi, dan masyarakat sipil harus duduk satu meja dan menyusun peta jalan transisi yang adil, inklusif, dan berorientasi pada keberlanjutan.
Kita tidak bisa lagi terjebak dalam narasi konflik antara ekonomi dan ekologi. Karena sesungguhnya, dua hal itu bisa berjalan beriringan jika ada kemauan dan sistem yang mendukung. Kita bisa memiliki hutan yang tetap lestari sekaligus perkebun sawit yang menghasilkan dan bertanggung jawab. Tinggal bagaimana peran serta pemerintah dan pandangan yang dunia global dalam menangani kasus, yang jika dibiarkan juga akan menjadi masalah global.
Mari kita berhenti membenturkan pohon dan petani, berhenti melihat sawit hanya sebagai simbol eksploitasi. Sawit, jika dikelola dengan bijak, bisa menjadi bagian dari solusi. Sebaliknya, restorasi hutan juga harus dilakukan dengan pendekatan yang manusiawi dan adil.
Penutup -- Menjaga Keseimbangan, Menjaga Masa Depan
Sebagai praktisi yang telah hidup dalam dua dunia---antara kebun dan hutan---saya memahami betul bahwa keduanya saling membutuhkan. Hutan memberikan keseimbangan ekologis. Sawit menyediakan kehidupan bagi jutaan orang. Yang dibutuhkan bukan penghapusan salah satu, tetapi keseimbangan dan integrasi.
Dengan ilmu, teknologi, dan niat baik, kita bisa membangun sistem pertanian yang menjaga bumi sekaligus menyejahterakan manusia. Karena sesungguhnya, keberlanjutan bukan tentang kembali ke masa lalu, tetapi menciptakan masa depan yang lebih baik.
Dan masa depan itu, saya yakin, bisa kita bangun bersama---dengan kepala dingin, hati terbuka, dan tangan yang bersedia bekerja untuk perubahan.
Artikel ini saya tulis sebagai sumbangsih pemikiran dari sudut pandang praktisi. Semoga menjadi bahan renungan, diskusi, dan aksi nyata yang membawa perubahan positif bagi Indonesia, hutan-hutannya, dan para petaninya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI