Mohon tunggu...
Tedi Lesmana
Tedi Lesmana Mohon Tunggu... Dosen

Peminat bidang filsafat ilmu komputer

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Bagaimana menempatkan atribusi AI LLM dalam kontribusi kepengarangan?

30 Juli 2025   21:46 Diperbarui: 8 Agustus 2025   08:51 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin aspek prosesnya perlu diperhatikan, bahwa para tukang bangunan tidak memulai bangunan dari nol. Mereka membutuhkan gagasan, imajinasi, kreativitas, sudut/cara pandang, pendekatan pemecahan masalah, kebaharuan, dan teknik membangun dari para ahli teknik sipil (bandingkan dengan gaya penulisan) sebelum memulai pekerjaannya.

Jadi dalam keseluruhan proses, setiap orang memiliki kontribusinya secara proporsional. Kontribusi awal layak diberikan kepada para arsitektur, kemudian kepada para ahli teknik sipil, dan selanjutnya diberikan kepada para pekerja dan tukang bangunan yang mengeksekusinya sesuai dengan arahan yang diberikan.

Jika kita memandang mesin LLM sebagai para tukang bangunan, maka perlu ada ‘arsitek’ dan ‘ahli teknik sipil’ yang mengarahkan karangan; selanjutnya ‘konstruksi’-nya diserahkan kepada mesin. Dalam hal ini setiap fase dari proses, melibatkan kontribusi dari setiap ‘pelaku’. Pengguna adalah ‘arsitek’, yang melakukan ‘teknik prompting’, dan mesin LLM melakukan eksekusinya.

Kalau begitu, dari setiap para  kontributor tersebut, siapakah yang layak mendapat penyematan ‘perwujudan kontribusi otentik’? Setiap pihak tentunya memiliki porsinya masing-masing. Tetapi keunikan dan kekhasan status ‘kepengarangan’ tentu terdapat pada aspek gagasan, imajinasi, kreativitas, sudut/cara pandang, pendekatan pemecahan masalah, kebaharuan, dan gaya tulisan (parafrase hasil mesin LLM).

Para ahli teknik sipil tentu memiliki kontribusi unik, di mana nilainya ada pada solusi metode tekniknya. Begitu juga dengan para tukang bangunan memiliki kontribusi sebagai kontribusi ‘nilai perwujudan’, yaitu membuatnya ‘terwujud’ (fungsi praktisnya). Jadi kontribusi ini perlu dipilah dalam aspek kepengarangan, teknik, dan perwujudan. Dalam konteks membuat bangunan, sebuah bangunan menyimpan nilai-nilai tersebut.

Yang unik adalah aspek nilai kepengarangan dapat dinikmati langsung dalam bentuk estetik, sementara teknik dan perwujudan menjadi struktur penopang nilai-nilai estetiknya. Nilai ini lebih tersembunyi dan sering terlewat diapresiasi atau malah terabaikan.

Kepengarangan dan Penulisan

Dalam dunia kepengarangan tulisan, banyak rupa wujud karangan seperti prosa, cerita, fiksi, novel, tulisan akademik, dll.. Masing-masing jenis memiliki nilai yang khas dan unik. Karya-karya sastra misalkan novel, mengambil banyak porsi nilai seperti kepengarangan (gagasan, kreativitas, imajinasi), teknik tulisan (berbagai gaya tulisan), dan perwujudan (konstruksi komposisi tulisan) karangan.

Ini seperti seseorang yang menjadi arsitek, perancang sipil, dan juga tukang bangunannya sekaligus. Kelihatannya sungguh luar biasa dan nyaris mustahil dalam model konstruksi bangunan. Namun dunia karang-mengarang memang berbeda dibanding dengan dunia konstruksi bangunan. Model bentuknya memungkinkan semua proses dilakukan oleh satu orang. Sebab ini menjadi tradisi, ‘memilah’ proses tersebut menjadi suatu hal yang langka dan tidak biasa. Tetapi langka bukan berarti tidak mungkin ada. Persoalan memilah proses kepengarangan bukan hal baru setelah adanya mesin LLM tetapi sudah ada sejak dunia tulis-menulis berkembang.

Tabel 1. Model Kepengarangan. Tabel ini disusun oleh ChatGPT berdasarkan arahan prompt dari penulis.

Sumber: Tabel diproses oleh ChatGPT berdasarkan hasil prompt.
Sumber: Tabel diproses oleh ChatGPT berdasarkan hasil prompt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun