Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Antara Kebayoran dan Rangkasbitung: Yang Terawat, Terhempas, Terlantar, dan Terancam

10 Oktober 2025   17:53 Diperbarui: 11 Oktober 2025   09:10 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Cisauk, Tangerang Banten, 14 Agustus 2025 (Dokumentasi Pribadi)

Sayang saja, sih. Bangunan artefak sejarah stasiun yang unik itu ditelantarkan. Hanya jadi sarang hewan liar dan, mungkin, hantu-hantu stasiun (?)

Bangunan stasiun tua Rangkasbitung di bawah kanopi bangunan stasiun baru yang sedang dalam pengerjaan, 3 Oktober 2025 (Dokumentasi Pribadi)
Bangunan stasiun tua Rangkasbitung di bawah kanopi bangunan stasiun baru yang sedang dalam pengerjaan, 3 Oktober 2025 (Dokumentasi Pribadi)

Rangkasbitung: Yang Terancam

Stasiun Rangkasbitung kini sedang direvitalisasi menjadi stasiun modern berlantai dua. Namanya menjadi Stasiun Rangkasbitung Ultimate, stasiun utama yang menghubungkan Rangkasbitung ke Jakarta, Merak, dan direncanakan ke Pandeglang (reaktivasi jalur lama).

Perhatianku terarah pada bangunan stasiun tua yang melintang di sisi utara stasiun. Bangunan ini didirikan SS tahun 1899 dan kini tercatat sebagai cagar budaya.

Dengan status cagar budaya, mestinya bangunan stasiun tua itu aman dari perubuhan. Tapi tak urung ada rasa cemas di hati juga. Ini di Indonesia, Bung! Pasal-pasal UU semacam pasal UU Pemilu tentang syarat Cawapres aja bisa diubah. Apalagi cuma status bangunan cagar budaya.

Setiap kali berdiri di peron Stasiun Rangkasbitung, dan menatap bangunan stasiun tua itu, aku merasa keberadaannya terancam. Bangunan baru stasiun yang megah tapi dingin dan sombong itu seakan siap melumatnya.

Tapi mudah-mudahan nasib bangunan stasiun tua Rangkasbitung itu seperti temannya di Stasiun Jatinegara. Bangunan tua Stasiun Jatinegara tetap berdiri anggun seperti sedia kala di sisi selatan peron. Itu elok sekali.

***

Ini cuma catatan receh dari seorang pelanggan setia KAI; aku, orang yang kebetulan menyukai bangunan tua, artefak sejarah yang tak mungkin diulang.

Aku hanya bisa berharap. Mudah-mudahan KAI tidak berpikir untuk menghapus jejak-jejak sejarah panjang perkeretaapian nasional. Sekecil apa pun itu.

Aku cinta kereta api. [eFTe]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun