Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Antara Kebayoran dan Rangkasbitung: Yang Terawat, Terhempas, Terlantar, dan Terancam

10 Oktober 2025   17:53 Diperbarui: 11 Oktober 2025   09:10 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Cisauk, Tangerang Banten, 14 Agustus 2025 (Dokumentasi Pribadi)

Dua tahun terakhir ini aku, bersama istri, kerap bolak-balik naik kereta komuter antara Kebayoran dan Rangkasbitung. Satu sampai dua kali sebulanlah. Untuk urusan ziarah pengharapan ke Gua Maria Bukit Kanada.

Tapi kamu keliru kalau berpikir aku mau cerita soal ziarah. Tidak, ini soal lain.

Begini. Aku penikmat bangunan tua warisan kolonial Belanda. Takjub akan fakta, bahwa menjajah aja bisa biking bangunan indah, kuat, dan awet. Gimana kali gak menjajah.

Stasiun-stasiun perhentian sepanjang jalur Kebayoran-Rangkasbitung itu aslinya dibangun Belanda. Tepatnya dibangun oleh perusahaan Staatsspoorwegen (SS), pada penghujung abad ke-19. Lalu sejak paruh kedua 2010-an, seiring elektrifikasi jalur Tanahabang-Rangkasbitung, stasiun-stasiun itu dibangun ulang Kementerian PUPR.

Bangunan-bangunan stasiun tua bikinan SS itulah yang hendak kuceritakan di sini. Tidak semua. Karena aku kan gak turun di tiap stasiun; bukan petugas inspeksi. Jadi tak sempat mengamati kondisi semua bangunan stasiun tua sepanjang rel. 

Namun dari yang sempat kuamati, kutemukan empat kategori bangunan stasiun tua: terawat, terhempas, terlantar, dan terancam. Aku ceritakan, ya. 

Bangunan stasiun tua Kebayoran: dipertahankan, dirawat, dilestarikan (Dokumentasi Pribadi)
Bangunan stasiun tua Kebayoran: dipertahankan, dirawat, dilestarikan (Dokumentasi Pribadi)

Kebayoran: Yang Terawat

Di antara Kebayoran dan Rangkasbitung, stasiun tua Kebayoran adalah salah satu yang dipertahankan, dirawat, dan dilestarikan. Berdiri di bawah kanopi barat bangunan dua lantai stasiun baru, bangunan stasiun lama bikinan SS tahun 1899 itu masih berdiri kokoh, anggun, dan berperbawa. Ruang-ruang bangunan itu masih tetap digunakan untuk pengoperasian stasiun.

Bangunan stasiun lama Kebayoran ini adalah contoh bagus untuk stasiun KAI yang tak kehilangan artefak atau jejak sejarahnya. Ujung ekstrimnya adalah Stasiun Gambir yang tak menyisakan jejak sejarah. Bangunan stasiun lama dirubuhkan rata tanah. Kini di sana berdiri stasiun modern megah tapi ahistoris.

Bangunan stasiun tua Cisauk: setengahnya sudah terhempas rata tanah (Dokumentasi Pribadi)
Bangunan stasiun tua Cisauk: setengahnya sudah terhempas rata tanah (Dokumentasi Pribadi)

Cisauk: Yang Terhempas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun