Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pulau Tulas, Permata Hijau di Biru Tao Silalahi Kaldera Toba

1 April 2024   15:44 Diperbarui: 2 April 2024   02:26 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permata hijau Pulau Tulas di Tao Silalahi tampak dari Bukit Tulas alias Bukit Burung, Desa Siboro (Foto: medan.tribunnews.com)

Berbeda dari Gunung Pusukbuhit yang merupakan kubah lava dasitan (lava dome), terbentuk pasca erupsi Kaldera Toba (Sibandang) 74,000 tahun lalu, Bukit Tulas dan Pulau Tulas bukan kubah lava. Perbukitan di Desa Siboro dan Pulau Tulas itu adalah perbukitan pada dinding kaldera di sisi barat Tao Silalahi. 

Pulau Tulas itu adalah puncak bukit yang lebih rendah, dibanding misalnya puncak Bukit Tulas, Bukit Gu (Bonandolok), atau Bukit Sibea-bea (Turpuk Sihotang, Harian). Karena itu ketika kubah Samosir dan Uluan terangkat ke permukaan 30,000 tahun lalu, dan prmukaan air danau meningkat karena penyempitan ruang, sebagian kaki dan lereng perbukitan di Siboro terendam air, lalu menyisakan satu puncak yang kemudian dinamai Pulau Tulas Siboro.

Struktur batuan di perbukitan Siboro, termasuk Tulas, bukan dibentuk oleh lava dasitan. Perbukitan di sana aslinya adalah perbukitan batu gamping atau kapur (limestone) yang mengalami alterasi (perubahan) hidrotermal akibat kontak dengan aliran lava dasitan dari Gunung Pusukbuhit. [2]

Kontak itu menyebabkan batuan kapur di perbukitan Siboro dan Pulau Tulas mengalami perubahan komposisi mineralogi yang khas. Semisal penampang Pulau Tulas dibuka, maka akan tampak komposisi batuan kapur dan unsur-unsur mineral lava andesit di atasnya.

Komposisi batuan kapur yang khas Siboro itu menjadikan Pulau Tulas wajib dilestarikan sebagai kekayaan geologis Kaldera Toba. Sudah benar pulau itu dibiarkan kosong tanpa penghuni untuk memastikan kelestariannya. Juga sudah benar bahwa batu kapur di pulau itu tidak ditambang oleh otrang-orang serakah.

Hasilnya, Kaldera Toba kini memiliki bagian dinding yang menjadi sebuah pulau kecil yang elok dipandang di tengah kepungan biru air Tao Silalahi. Tao Silalahi ini adalah bagian tao (danau) yang paling luas dan dalam (905 m). Tao ini terbentuk dari dua kali letusan Kaldera Haranggaol Toba, yaitu 1.3 juta dan kemudian 501,000 tahun lalu. 

Konser
Konser "Nanyian Danau Toba" oleh Vicky Sianipar dkk. tahun 2021 di Bukit Tulas dengan latar belakang Pulau Tulas (Foto: Tangkapan layar YouTube Budaya Saya)

Sebuah Pulau untuk Dipandang Saja

Pasti ada pertanyaan, Pulau Tulas Siboro itu sebaiknya didayagunakan untuk apa. Apakah cukup hanya sebagai obyek wisata pemandangan alam yang elok? Sebuah permata yang hijau oleh tutupan sabana di seluruh punggungnya? 

Saya pikir sebaiknya memang seperti itu. Takdir Pulau Tulas itu adalah keindahan di tengah danau untuk memanjakan mata pelancong.

Dahulu warga Kampung Tulas pernah memanfaatkan pulau itu sebagai lajangan, padang pelepasan kerbau di alam. Tapi kerbau-kerbau itu ternyata selalu pulang berenang kembali ke Kampung Tulas. Karena itu warga berhenti memanfaatkannya sebagai padang pelepasan kerbau. 

Pulau Tulas itu mulai santer dikenal luas sejak pertengahan 2010-an, bersamaan dengan penetapan Danau Kaldera Toba sebagai Destinasi Wisata Prioritas. Para pelancong muda yang suka berkelana ke alam bebas "menemukan" pulau indah itu. Lalu mereka menyebar-luaskan video dan fotonya lewat media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun